Ahad 06 Oct 2013 20:07 WIB

Pancaroba, Puluhan Warga Kota Sukabumi Terkena Gejala Chikungunya

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Heri Ruslan
Nyamuk Cikungunya
Nyamuk Cikungunya

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Kasus penyakit chikungunya di Kota Sukabumi mulai muncul kembali. Kali ini gejala Chikungunya dialami warga di Kampung Sindangsari, Kelurahan/Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi menyebutkan, ada sebanyak 40 orang warga yang dinyatakan suspect penyakit chikungunya. Mereka rata-rata mengalami gelaja panas, mual, dan sakit pada persendian kaki.

Sebelumnya, penyakit chikungunya melanda Kota Sukabumi pada Mei 2013 lalu. Pada saat itu, sebanyak 156 warga terkena penyakit yang disebarkan melalui nyamuk ini.

Ratusan penderita berasal dari lima kecamatan yaitu Cikole, Lembursitu, Citamiang, Gunung Puyuh, dan WarudoyongKepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Irma Agristina mengatakan, kondisi kesehatan sebagian besar suspect chikungunya sudah membaik.

‘’Petugas puskesmas sudah melakukan pengobatan,’’ ujar dia, Ahad (6/10).Diterangkan Irma, warga Baros mengalami gejala chikungunya sejak tiga pekan yang lalu. Awalnya, jumlah warga yang terkena gejala chikungunya hanya belasan orang.

Namun, jumlahnya bertambah menjadi 40 orang setelah dilakukan pendataan secara menyeluruh.Irma menerangkan, untuk memastikan positif atau tidaknya terjangkit chikungunya maka petugas akan mengambil sampel darah untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Langkah semacam ini sudah dilakukan untuk kasus chikungunya pada Mei lalu.

‘’Hasilnya pada waktu itu positif chikungunya,’’ terang Irma. Pemeriksaan dilakukan oleh Litbang Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta.

Penyebab gejala chikunguya, kata Irma, salah satunya dipengaruhi karena musim pancaroba atau peralihan dari kemarau ke hujan. Oleh karena itu warga diminta meningkatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mencegah lonjakan kasus.

Selain itu, lanjut Irma, Dinkes menggiatkan penyuluhan mengenai pentingnya gerakan 4M yakni menguras, menutup, mengubur, dan memantau jentik nyamuk. Terakhir, pemerintah melakukan upaya fogging di lokasi yang terdapat kasus chikungunya.

Petugas Puskesmas Baros, Larry Yudawan kepada wartawan mengatakan, petugas di lapangan berupaya semaksimal mungkin menangani kasus suspect chikungunya. Hasilnya, hampir semua warga yang mengalami gejala chikungunya sudah mulai sehat kembali.

Ditambahkan Larry, puskemas juga mendorong agar masyarakat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungannya masing-masing. Kegiatan ini lebih efektif untuk memberantas penyakit yang disebarkan nyamuk.

Meskipun di sisi lain, ujar Larry, petugas puskesmas juga tetap menggelar fogging untuk memberantas nyamuk. Sejumlah upaya tersebut dilakukan agar kasus chikunguya dapat dikendalikan.n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement