REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin mengharapkan duet kepemimpinan Islam-Nasionalis atau Nasionalis-Islam dari hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang.
"Umat Islam mempunyai peran kesejarahan besar dalam penegakan negara ini," kata Din tentang peran umat Islam untuk menyukseskan Pemilu 2014 selepas pengajian bulanan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Jumat (4/10) malam.
Namun, Din mengatakan harapan duet kepemimpinan Islam-Nasionalis itu sangat tergantung pada partai-partai politik karena kewenangan mewujudkan duet kepemimpin Islam-Nasionalis ada pada partai politik.
Muhammadiyah, lanjut Din, merujuk pada pokok pikiran Tanwir Muhammadiyah 2012, melihat kepemimpinan bangsa selama ini sering absen ketika diperlukan, lamban, bimbang, dan galau dalam mengambil keputusan, dan korup.
"Itu disebabkan perilaku politik transaksional, penggunaan uang dalam mengejar jabatan, dan kegagalan partai politik dalam melakukan pengkaderan dan rekrutmen pemimpin bangsa," kata Din.
Tujuh kriteria kepemimpinan yang diperlukan bangsa Indonesia menurut Muhammadiyah yaitu visioner, nasionalis-humanis, kemampuan membangun solidaritas, dan berani mengambil risiko.
Kemudian, kemampuan mengambil keputusan yang cepat tepat dan tegas, kemampuan menyelesaikan masalah dan menggerakkan sumber daya, dan integritas moral yang tidak menyalahgunakan kekuasaan.