REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) mengungkapkan, berdasarkan investigasi sementara, trafo di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Cawang, Jakarta Timur yang terbakar pada Rabu (2/10) malam, diakibatkan gangguan internal. "Gangguan internal itu memicu pecahnya bushing tertier yang menyebabkan keluarnya minyak trafo dan kemudian memicu terjadinya kebakaran," kata Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto di Jakarta, Kamis (3/10).
Menurut dia, pihaknya akan melakukan investigasi lebih lanjut pada Kamis ini untuk memastikan penyebabnya. Ia juga mengatakan, kerusakan trafo yang terbakar tergolong minor, sehingga waktu penormalan kembali diperkirakan hanya selama 1-1,5 bulan. "Selama perbaikan tidak ada pemadaman bergilir," janjinya.
Bambang menambahkan, kronologis gangguan adalah pada Rabu (2/10) pukul 19.54 WIB, trafo interbus (IBT) nomor dua di GITET Cawang berkapasitas 500 kV lepas dari sistem. Akibatnya, lima gardu induk (GI) dengan total daya 263 MW yakni Taman Rasuna yang menyalurkan beban listrik 41 MW, Duren Tiga 74 MW, Mampang Baru 106 MW, Abadi Guna Papan 23 MW, dan Danayasa 19 MW mengalami pemadaman.
PLN langsung melakukan manuver beban IBT-2 ke IBT-1 Cawang dan ditambah subsistem kelistrikan Priok, Jakarta Utara. "Kurang dari dua jam atau tepatnya pukul 21.45 WIB beban padam sudah normal kembali dan daerah yang mengalami pemadaman menyala kembali," ujar Bambang.
Ia juga mengatakan, IBT-2 yang mengalami gangguan berbeda dengan IBT-1 yang mengalami gangguan pada Januari 2013. GITET Cawang yang mempunyai dua IBT, merupakan pintu masuknya listrik ke Jakarta dari sistem kelistrikan Jawa-Bali.
Selain Cawang, pasokan listrik Jakarta juga disuplai GITET Depok, Bekasi, Gandul, Balaraja, Kembangan, dan Cibinong. Di samping itu, juga dipasok PLTGU Muara Karang dan PLTU Tanjung Priok yang langsung memasok listrik ke wilayah Jakarta.