REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Penutupan pemerintahan Amerika Serikat tidak akan mempengaruhi kawasan Asia Pasifik termasuk negara-negara berkembang. Demikian menurut penilaian Direktur Eksekutif Sekretariat Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) Alan Bollard.
"Saya tidak yakin akan ada dampak dalam jangka pendek," ucap Bollard usai memberikan keterangan pers terkait "Economic Outlook APEC" di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kamis (3/10).
Namun mantan Gubernur Bank of New Zealand itu tidak menyebutkan spesifik indikator tidak berpengaruhnya penutupan pemerintahan negeri yang dipimpin Barack Obama itu.
Ia menyatakan bahwa penuntasan kebijakan tersebut sepenuhnya tergantung kepada pemerintahan, kongres, dan masyarakat Amerika Serikat.
Meski menyatakan tak akan berpengaruh dalam jangka pendek, namun Ia juga tidak mengomentari lebih lanjut dampak tersebut untuk jangka panjang.
Pemerintah Amerika Serikat secara mendadak menutup pemerintahan pada Selasa (1/10) dini hari waktu setempat.
Penutupan pemerintahan itu disebabkan karena tidak adanya kesepakatan atas anggaran pemerintah oleh Kongres AS setelah perdebatan panjang antara Partai Demokrat dan Republik.
"Kami tidak mengharapkan itu (penutupan pemerintahan) dalam jangka panjang," ucapnya.
Sementara itu, negara-negara berkembang dan "emerging economies" seperti Indonesia, Alan menjelaskan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik.
Pertumbuhan itu sebagian dipicu oleh meningkatnya permintaan domestik sehingga mendongkrak pasar finansial dalam negeri.
Prospek ekonomi Tanah Air, lanjut Alan, juga akan terus tumbuh mengingat makin meningkatnya pertumbuhan investasi dan infrastruktur dalam negeri.
"Pasarnya cukup aman dan saya tidak melihat jangka pendek, tetapi prospek perkembangan Indonesia untuk jangka panjang," ucap doktor ekonomi tahun 1977 itu.