Rabu 02 Oct 2013 23:36 WIB

BKSD Aceh Dianggap Lamban Tangani Satwa Langka

Satwa Langka (ilustrasi)
Foto: biophage.com
Satwa Langka (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH--Aktivis lingkungan menilai Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh lamban menangani persoalan perdagangan satwa liar, langka dan dilindungi, sehingga banyak dipelihara secara ilegal oleh warga.

"Kami menilai BKSDA Aceh tidak tegas dan lamban, seharusnya BKSDA mengambil tindakan tegas terhadap perdagangan satwa liar, langka dan dilindungi," kata aktivis lingkungan Aceh Krisna Akbar di Banda Aceh, Rabu (2/10).

Ia mengatakan, selain perdagangan satwa langka dan dilindungi, penjualan telur penyu juga masih marak di Aceh. Sayangnya hingga saat ini instasi terkait dianggap belum melakukan tindakan apa pun.

"Di arena Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-6 di Taman Ratu Safiatuddin saja ada yang dengan leluasa menjual telur penyu, namum BKSDA diam," katanya lagi.

Seusai melakukan aksi unjukrasa di depan kantor BKSDA Aceh, aktivis BEM Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala itu juga berharap instansi tersebut dapat segera melepasliarkan berbagai jenis satwa langka dan dilindungi hasil sitaan.

Sejak beberapa bulan terakhir BKSDA Aceh telah menyita beberapa satwa langka dan dilindungi diantaranya, orangutan, beruang madu dan burung rangkong. "Satwa-satwa itu harus segera dikembalikan kehabitatnya, sayang selama ini mereka dikurung di kandang besi yang sempit," kata Krisna Akbar.

Dalam aksi damai tanpa orasi yang berlangsung sekitar dua jam itu, para pengunjukrasa hanya membawa sejumlah poster orangutan serta spanduk bertuliskan "BKSDA jangan tidur", save pongky, save turtle dan save orangutan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement