REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan siswa SMA dan SMP dari SMSR dan SMP Stelladuce I Yogyakarta menggelar fashion show batik dan membatik langsung di monumen batik Yogyakarta, Rabu (2/10) pagi.
Mereka memperingati Hari Batik Nasional dengan memperagakan hasil karya batik mereka di monumen depan Gedung Agung Yogyakarta tersebut. Baju-baju batik yang diperagakan puluhan siswa ini merupakan hasil karya mereka di sekolah.
"Kita ingin menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap batik hasil karya anak-anak. Dengan begitu maka batik akan semakin lestari dan berkembang," ujar Listyawati, Kepala Sekolah SMP Stelladuce I Yogyakarta, Rabu.
Ia menjelaskan di sekolahnya terdapat labolatorium khusus membatik. Setiap siswa di sekolah tersebut diajarkan untuk membatik dan membuat karya batik secara langsung. Hasilnya cukup memuaskan, bahkan siswa bangga mengenakan batik karya mereka.
Kerabat Kraton Yogyakarta KGPH Prabukusumo yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, menanamkan rasa bangga terhadap anak-anak tentang batik merupakan langkah mendasar untuk melestarikan batik asli Yogyakarta. Diakuinya, ditengah menjamurnya batik printing, maka langkah itu merupakan hal penting untuk menumbuhkan lagi industri batik tulis di Yogyakarta.
"Selain bangga, perlu ditanamkan juga bahwa membatik tulis itu tidak mahal. Cukup Rp 50 Ribu, bisa membatik sendiri dan hasilnya juga dipakai lebih enak dibandingkan printing," terangnya.
Hal senada diungkapkan Ketua Paguyuban Batik Sekar Jagad, Laraswati Suliantoro. Menurutnya, 99 persen batik yang dijual di sepanjang Malioboro dan Pasar Beringharjo adalah batik printing bukan batik tulis khas Yogyakarta.
Karenanya pihaknya mendukung upaya sekolah untuk terus mengajarkan batik tulis dan menanamkan rasa cinta terhadap batik khas Yogyakarta sejak dini.