REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) mengakui, defisit listrik yang terjadi di provinsi tersebut sekitar 134,4 MegaWatt, sehingga terpaksa dilakukan pemadaman bergilir.
"Itu benar. Dengan dilakukan pemadaman bergilir, tentunya semua pelanggan merasakan ketidaknyaman. Untuk itu, PLN mohon maaf," ujar General Manager PLN WRKR, Dodi Benjamin Pangaribuan menjawab pertanyaan Antara di Pekanbaru, Selasa.
Menurutnya, kebutuhan listrik di Riau pada waktu beban puncak dari mulai pukul 18.00 WIB hingga jam 22.00 WIB adalah sebesar 450,7 MW sedangkan kemampuan pembangkit listrik yang ada di Riau hanya 316,3 MW.
Selama ini, untuk menutup kekurangan daya 134,4 MW, PLN WRKR andalkan pasokan dari Sumatera Barat melalui sistem interkoneksi Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng) dan Sumatera Utara sistem interkoneksi Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
Mesin pembangkit milik PLN di kedua provinsi itu sedang bermasalah, sehingga dampaknya sangat dirasakan di Riau sejak bulan Maret atau tujuh bulan terakhir. Waktu pemadaman bergilir dirasa lebih lama dalam beberapa bulan terakhir.
"Kami tetap berusaha maksimal, agar setiap pelanggan maksimum hanya dua kali padam dalam sehari, dengan durasi pemadaman bergilir maksimal selama terjadi dalam 2 jam," katanya.
Meski demikian, PLN WRKR sudah memiliki rencana agar di bulan Oktober 2013, Riau sudah terbebas dari pemadaman bergilir dengan menyewa mesin genarator set (genset).
"Sewa genset di Riau perlu waktu 2 bulan. Jangan sampai mesin yang sewa beroperasi di bulan November karena kita targetkan di bulan Oktober pemadaman bergilir sudah berakhir," ucapnya.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau menyatakan, pelaku usaha keberatan atas naiknya tarif listrik tahap terakhir sebesar 4,3 persen pada tanggal 1 Oktober yang merupakan kebijakan pemerintah menaikkan tarif listrik 15 persen sepanjang tahun 2013.
"Seharusnya pemerintah lebih bijak melihat kondisi dan kesulitan rakyatnya. Suatu kebijakan yang telah diputuskan, bukanlah hal yang sulit untuk ditinjau ulang dan jika itu untuk kepentingan rakyat," ujar Direktur Eksekutif Kadin Riau, Muhammad Herwan.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Riau tahun 2012, di Riau terdapat 484.289 unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan pada bulan April tahun 2013 jumlahnya menjadi 490.396 unit UMKM.