REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pedagang sayur yang mangkal di sudut Jalan Masjid Al Munawar, Cilandak Barat, mendapat ancaman pistol dan sangkur dari dua orang perampok.
Peristiwa tersebut terjadi Ahad (29/9) sekitar pukul 11.00 WIB. Nurhidayah (48 tahun), pedagang sayur yang menjadi korban rampok mengatakan, kedua perampok tersebut menggunakan kendaraan motor berwarna merah. Menurut ibu empat anak ini, dua lelaki tersebut awalnya ingin membeli rokok.
"Saya bilang, saya tidak jualan rokok. Eh tiba-tiba satu temannya masuk ke dalam warung terus mulut saya dibekap," ujar Nurhidayah, Senin (30/9).
Nurhidayah lalu disuruh menunduk dan kepalanya dimasukkan ke bawah kolong meja. Kawanan ini mengancam Nurhidayah dengan pistol dan sebilah sangkur yang bergerigi. "Saya sampai gemetaran, pisaunya di taruh di tengkuk saya," ujar Nurhidayah dengan wajah pias.
Dikatakan Nurhidayah, sebetulnya ia sudah bersiap-siap akan menutup warungnya ketika perampok tersebut mendatanginya. Saat itu, lokasi yang berhadapan dengan sebuah lapangan futsal memang sedang sepi. Biasanya, tukang ojek banyak yang mangkal di sekitar lokasi tersebut. Namun nahas bagi Nurhidayah, saat kejadian, suasana memang sedang sepi.
Narti, anak pertama Nurhidayah mengatakan, sepertinya kawanan perampok itu sudah mengintai kebiasaan ibunya. "Sepertinya mereka tahu ibu saya sudah kumpul-kumpulin uangnya untuk disetor hari ini," kata Narti.
Nurhayati terpaksa kehilangan dompetnya yang sempat diamankan di bagian perutnya. Dompet tersebut berisi uang Rp 5,1 juta, KTP serta kartu Jamkesmas miliknya.
"Padahal uang itu mau dipakai buat bayar cicilan mobil hari ini," ujarnya sambil berurai air mata. Akibat kejadian tersebut, Nurhayati sempat dilarikan ke RS Perikasih, Pondok Labu karena pingsan. Dia juga sudah melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Cilandak Barat.