Sabtu 28 Sep 2013 19:18 WIB

Masalah Utama Indonesia Menurut Prabowo

Prabowo Subianto (file photo)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Prabowo Subianto (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai tantangan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah kian menipisnya sumber daya alam (SDA) dan mineral.

"Sumber daya dan energi kita menurun, terutama minyak mentah. Crude oil kita akan habis 12 tahun lagi," kata mantan komandan jenderal Kopassus itu di Semarang, Sabtu (28/9).

Menurutnya, kian tipisnya SDA dan mineral sudah dirasakan sekarang. Yaitu, ketika bangsa Indonesia banyak mengandalkan impor yang tentunya akan memengaruhi daya saing bangsa.

Berbagai SDA yang dimiliki Indonesia, seperti gas alam, nikel, tembaga, minyak sawit, minyak bumi, dan batubara justru diekspor dalam bentuk mentah yang sebenarnya merugikan.

"Sekarang, penerimaan ekspor gas alam tanpa diolah hanya 3,39-9,49 dolar AS/MMBtu. Padahal, jika diolah dalam bentuk pupuk kemudian diekspor penerimaannya bisa sampai 17,31 dolar AS/MMBtu," katanya.

Kemudian, papar dia, penerimaan ekspor minyak bumi tanpa diolah hanya 100 dolar AS/barel atau 700 dollar AS/ton. Sementara jika sudah diolah menjadi garmen penerimaan bisa 50 ribu sampai 100 ribu dolar AS/ton.

"Banyak lagi hasil bumi kita yang diekspor dalam bentuk bahan mentah tanpa diolah. Kita kehilangan uang yang begitu besar, sementara para elite terkesan diam saja dengan kondisi ini," katanya.

Tantangan kedua, kata dia, ledakan penduduk yang terjadi setiap tahunnya. Kemudian sistem pemerintahan lemah, tidak efisien, korupsi meningkat, dan terakhir struktur ekonomi yang tidak adil.

Prabowo juga menyebutkan potensi kehilangan penerimaan pajak tahun ini yang mencapai 36 miliar dolar AS. Lalu, kebocoran anggaran APBN senilai 50 miliar dolar AS dan anggaran negara untuk subsidi 30 miliar dolar AS.

"Kalau ditotal, total potensi kebocoran negara tahun ini mencapai 116 miliar dolar AS," kata capres dari Partai Gerindra tersebut. 

Ia pun mengingatkan, ekonomi harus dikembalikan lagi pada haluan semula. Yakni berdasarkan pasal 33 UUD 1945 yang mengatur rancang bangun ekonomi dengan sistem kekeluargaan.

"Blue print ekonomi kita berasaskan kekeluargaan. Bukan seperti sekarang ini. Yang besar tambah besar, yang miskin tambah miskin. Ubah haluan, banting setir, kembali ke rancang bangun pendiri bangsa," kata Prabowo. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement