REPUBLIKA.CO.ID,BATAM--Mantan Presiden Bacharudin Jusuf Habibie, Sabtu siang menjadi motivator dan berbagi cerita dengan ribuan pelajar taman kanak-kanak hingga SMA dari Yayasan Keluarga Batam (YKB) yang dikelola adik perempuannya Sri Soedarsono.
Habibie, yang menyebut dirinya "Eyang" menceritakan kisan sejak saat sekolah hingga menjadi orang nomor satu di Indonesia dan akhirnya di tinggal sang istri Ainun.
"Sejak kecil eyang tidak pernah mendapat beasiswa. Bukan karena Eyang nggak pinter, namun karena ibu saya sudah bersumpah untuk menyekolahkan saya dan saudara-saudara kandung dengan tangannya sendiri," kata mantan Kepala Otorita Batam itu.
Habibie bercerita, sejak ayahnya meninggal saat ia baru duduk di SMP maka seluruh biaya sekolah ditanggung oleh ibunya.
Ia mengatakan, lulus S1 pada usia 21 tahun dan menyelesaikan S2 pada usia 24 tahun. Selanjutnya pada usia 28 tahun ia sudah menyelesikan pendidikan S3 di Jerman saat dia sudah menikah dengan Ainun (Hasri Ainun Besari).
"Saat di Jerman banyak tawaran agar Eyang tidak usah kembali ke Indonesia dan menjadi warga negara sana, namun saya menolak dan memilih kembali ke Tanah Air saat bangsa ini membutuhkan," kata mantan Menristek tersebut.
Habibie selalu berkata ingin membangun negeri dimana tempat ia dilahirkan, sehingga selalu ingin kembali ke Indonesia. Hal tersebut juga yang ditanamkan pada anak-anak dari Sekilah Kartini di bawah naungan YKB.
"Kalian semua harus ingin, setelah menyelesikan pendidikan jangan lupa kembali ke Tanah Air dan membangun bangsa ini. Abdikan usiamu untuk bangsa dimana kalian dilahirkan," kata Presiden Indonesia ke-3 tersebut.
Mantan Wakil Presiden Indoensia ke-7 tersebut mengatakan anak-anak Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk membangun bangsa ini. "Kalian bisa melakukan lebih dari pada yang Eyang lakukan, asal giat belajar dan selalu ingat pada Tanah Air," kata dia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika