REPUBLIKA.CO.ID,CIANJUR -- Puluhan imigran gelap dari Lebanon, Pakistan dan Irak, dilaporkan tewas setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam di Perairan Agrabinta, Cianjur selatan, Jabar, Jumat (27/9).
Informasi dihimpun, 80 orang imigran yang berada di dalam kapal yang akan membawa mereka menyeberang ke Crishmas Island itu karam ditengah lautan, 25 orang imigran diantaranta berhasil selamat dan ditampung di Kampung Cikole, Desa Sinarlaut, Kecamatan Agrabinta.
Kasubag Humas Kecamatan Agrabinta, Haris Bahtiar, mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari saksi mata, kapal tersebut karam akibat dihantam ombak besar.
"Imigran yang selamat berhasil menyelamatkan diri setelah berenang dari lokasi karamnya kapal yang diperkirakan berjarak sekitar 200 meter dari bibir pantai Agrabinta. Korban selamat membawa keluarganya yang tewas. Diperkirakan sisa imigran lainnya masih terombang-ambing di tengah laut," katanya.
Dia menjelaskan, dari imigran yang tewas ada empat anak kecil dan sisanya laki-laki dewasa. Sedangkan korban selamat terdiri dari dua anak kecil, dua perempuan dan sisanya laki-laki dewasa.
"Sedangkan dua anak laki-laki yang selamat saat ini tengah mendapatkan perawatan intensif. Mereka yang selamat ditampung di madrasah sedangkan yang tewas ibawa ke Puskesmas Bojongterong," ucapnya.
Saat ini tambah dia, aparat setempat bersama warga terus melakukan pencarian guna mengevakuasi imigran yang terombang-ambing di tengah laut itu. Pihaknya belum bisa memperkirakan dari mana imigran gelap tersebut berangkat.
Semnetara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) Cianjur Asep Suhara, mengungkapkan, pihaknya telah menerjunkan 12 orang anggootanya yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk membantu proses evakuasi.
"Informasi yang kami dapat jumlah korban mencapai 80 orang. Tim kami masih melakukan pendataan berapa jumlah mereka seluruhnya," katanya.
Sedangkan Kapolres Cianjur, AKBP Dedy Kusuma Bakti, mengatakan, imigran yang terdampar pantai Agrabinta merupakan korban kapal tenggelam yang diduga berangkat dari arah barat.
"Agrabinta tidak memiliki pelabuhan sehingga tidak memungkinkan untuk memberangkatkan imigran. Lokasi karamnya kapal tersebut ada di perbatasan Agrabinta dengan Tegalbuled, sehingga mereka terdampar di wilayah hukum Cianjur," katanya.