Jumat 27 Sep 2013 17:01 WIB

3,8 Juta Guru di Indonesia Bakal Mogok Mengajar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Citra Listya Rini
Ketua Umum PGRI Sulistiyo
Ketua Umum PGRI Sulistiyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua guru di Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) akan mogok tak mengajar pada Sabtu, 5 Oktober 2013. Jumlahnya diperkirakan sekitar 3,8 juta guru. 

Ketua Umum PGRI Sulistiyo mengatakan guru sepakat untuk menggelar aksi damai berupa doa bersama. Ini dilakukan karena banyak persoalan guru dan tenaga kependidikan yang belum diselesaikan oleh pemerintah. 

''Aksi doa bersama dan tak mengajar ini, akan dilakukan secara bersamaan di semua daerah,'' kata Sulistiyo kepada wartawan, Jumat (27/9).  

Sulistiyo mengatakan doa bersama digelar pada 5 Oktober karena bertepatan dengan hari guru internasional. Sekitar pukul 10.00 WIB, guru PGRI, di daerahnya masing-masing akan berdoa selama 10 menit. 

''Kalau PGRI pengurus pusat akan menggelar doa bersama di kantor PGRI. Pengurus provinsi, di gedung PGRI provinsi, kabupaten di kabupaten, dan pengurus ranting berdoanya di sekolah,'' ujarnya.

Sulistiyo menyampaikan, aksi damai dilakukan, karena PGRI menghimpun banyak persoalan guru dan dosen yang belum terselesaikan. Padahal, PGRI  sudah berkali-kali mengirimkan surat ke menteri sampai presiden.

Persoalan tersebut, kata dia, diantaranya masalah impassing guru swasta pemerintah akan menyelesaiakan tapi ternyata tak diganti penyetaraan. Masalah lainnya, pembayaran tunjangan profesi, sistem kenaikan pangkat dan menyelesaikan guru honor, akan dibuat tim bersama kementerian dan PGRI. 

''Ternyata, SK (surat keputusan) menterinya, belum dibuat,'' kata SulistIyo. 

Dikatakannya, berbagai upaya terus dilakukan tapi belum menunjukkan hasil. Perhatian pemerintah daerah terhadap guru pun, minim. Pemerintah, pernah berjanji akan mensubsidi guru honor sebesar penghasilan minimal. 

''Doa ini untuk memacu agar pemerintah menyelesaikan berbagai persoalan itu. Kami sudah krim surat ke provinsi dan Mabes terkait aksi ini,'' paparnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement