REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU--Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) kembali mendeteksi sebanyak delapan titik panas (hotspot) di daratan Provinsi Riau.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (26/9) siang menyebutkan delapan titik panas tersebut berada di lima kabupaten meliputi Pelalawan dan Kuantan Singingi masing-masing dua titik panas. Kemudian di Indragiri Hulu juga terdeteksi dua titik, serta Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar masing-masing terdapat satu "hotspot".
Sementara menurut pantauan satelit Terra dan Aqua yang dirilis oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, dalam dua hari terakhir di Riau terdeteksi ada sebanyak 21 titik panas. Sebanyak 17 titik diantaranya terdeteksi pada Rabu (25/9), sementara empat diantaranya terekam pada Kamis siang.
Lembaga pemantau cuaca ini juga meriliskan seluruh wilayah kabupaten/kota di Riau sejak beberapa hari terakhir dominan dilanda panas ekstrem. Sebanyak 12 kabupaten/kota menurut BMKG cenderung cerah hingga berawan dengan potensi hujan yang minim.
BMKG Stasiun Pekanbaru menyatakan badai tropis Usagi yang berpusat di Laut Cina Selatan adalah penyebab sebagian besar wilayah Riau dilanda suhu panas cukup ekstrem.
"Kemunculan badai tropis ini sudah sejak beberapa hari terakhir dan mengakibatkan massa udara tertarik ke sana. Hal itu yang kemudian menyebabkan cuaca di Riau terganggu," kata Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari.
Sejak beberapa hari ini, kata dia, suhu udara di Riau mencapai lebih dari 35 derajat celsius. "Itu sudah cukup ekstrem, karena normalnya maksimal temperatur udara itu berkisar 34-34,5 derajat celsius," katanya.