REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi Bripka Syahrir Rahman, anggota Polda Aceh yang ditembak pengedar narkoba saat penggerebekan mulai membaik. Syahrir kini telah siuman usai menjalani operasi pembersihan usus pascapenembakan yang mengenai pinggangnya Rabu pekan lalu.
"Kondisinya sudah membaik dan menurut dokter, penyembuhannya berlangsung lancar," kata Kepala Penerangan Satuan Polri Kombes Rana S Pana di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (25/9).
Rana mengatakan, proyektil yang tertanam di tubuh Syahrir sudah sepenuhnya diangkat. Meski demikian, Rana berujar, petugas Polsek Langsa Barat, Aceh Timur itu kemungkinan akan mengalami hal terburuk.
Dia berujar, menurut analisa dokter, mengingat tembakan dilakukan dari jarak dekat, kondisi bagian pinggang Syahrir tidak akan kembali normal. "Dengan sangat menyesal, kemungkinan anggota akan mengalami cacat seumur hidup," ujar Rana.
Rana mengatakan, sebetulnya Syahrir sudah melakukan upaya penangkapan sesuai prosedur. Proteksi diri serta pengamanan lingkungan sekitar penggerebekan juga sudah dilakukan.
Tetapi, pelaku berinisial WH disinyalir lihai menggunakan senjata. Hal itu diketahui setelah rekap kriminalnya di Sumatera Utara (Sumut) menunjukan ia pernah terlibat kasus kepemilikan senjata api.
WH sendiri, kata Rana, adalah buron kasus tersebut yang lari dari Rutan Polda Sumut beberapa waktu lalu. "Sekarang WH sudah ditangkap dan diamankan di Polda Aceh. Dia sedang menjalani pemeriksaan untuk kasus Narkoba dan kepemilikan senjata," kata Rana.
Sebelumnya, Bripka Syahri Rahman ditembak saat ikut dalam operasi penggerebekan WH Rabu pekan lalu. Saat itu Syahrir dan rekannya menjebak pelaku di kawasan Desa Buket Selamat, Aceh Timur.
Dengan cara mengelabui pelaku, keduanya berpura-pura menjadi pembeli. Saat WH mengeluarkan sabu, Bripka Syahrir langsung meringkusnya.
Ternyata WH membekali diri dengan senpi, diapun menembakannya ke pinggang Syahrir. Pelaku lalu lari dengan sepeda motornya. Polisi sempat melakukan upaya balasan namun meleset.