Selasa 24 Sep 2013 14:36 WIB

Harga Daging Ayam di Sukabumi Mulai Turun

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Heri Ruslan
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Harga daging ayam di Kota Sukabumi mulai mengalami penurunan. Saat ini harga daging ayam di pasar tradisional mencapai sebesar Rp 32 ribu per kilogram.

‘’Harga daging ayam mulai turun,’’ ujar Kepala Diskoperindag Kota Sukabumi, Dudi Fathul Jawad. Sebelumnya, harga daging ayam sempat menembus Rp 40 ribu per kilogram.

Dudi mengatakan, komoditas daging ayam diprediksi akan mengalami kenaikan harga jelang beberapa momen besar seperti Idul Adha dan tahun baru. Oleh karena itu diperlukan upaya antisipasi untuk mengendalikan harga daging di pasaran.

Salah satunya dengan mengumpulkan perwakilan pedagang daging untuk mencegah terjadinya lonjakan harga. Jumlah pedagang yang dikumpulkan sebanyak sepuluh orang yang merupakan para koordinator.

Diharapkan terang Dudi, dari hasil pertemuan ini dapat diketahui penyebab terjadinya kenaikan harga beberapa waktu lalu. Di mana, kenaikan terjadi akibat mahalnya harga ayam dari peternak yang mencapai kisaran Rp 24 ribu per ekor.

Padahal, pada kondisi maksimal hanya Rp 18 ribu per ekornya. Selain bahan baku, lanjut Dudi, kenaikan harga juga bisa dipicu karena faktor ongkos pegawai dan proses operasional.

Lebih lanjut Dudi menambahkan, dalam pertemuan dengan pedagang daging juga disampaikan masalah larangan menggunakan bahan berbahaya. Hal ini sebagai tindak lanjut dari temuan ikan busuk sebagai bahan baku makanan otak-otak beberapa hari lalu di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.

‘’Pemkot akan meningkatkan pengawasan makanan berbahaya di pasaran,’’ terang Dudi. Targetnya, makanan tersebut tidak masuk pasaran Kota Sukabumi.

Koordinator Lapangan, Forum Komunikasi Pengusaha Unggas Sukabumi (Fokpusi), Juher Amiri mengatakan, kenaikan harga daging karena faktor mahalnya harga dari tingkat peternak. Dampaknya, pedagang terpaksa menaikkan harga.Lonjakan harga beberapa waktu lalu sempat membuat pedagang kesulitan karena omzet menurun drastis.

‘’Pedagang akhirnya kompak mogok selama dua hari mulai Selasa (17/9) dan Rabu (18/9),’’ imbuh Juher.Ke depan, kata Juher, pedagang berharap pemerintah mampu mencari solusi untuk mengendalikan harga daging di pasaran. Misalnya dengan mengcek ketersediaan ayam di para peternak.

Sementara itu Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi, Abdul Kodir mengatakan, kenaikan harga ayam dipengaruhi karena pelemahan nilai tukar rupiah. Pasalnya, sekitar 80 persen pakan unggas didatangkan dari luar negeri.

Selain pakan, sambung Kodir,  harga bibit ayam  atau day old chicks (DOC) juga mengalami kenaikan. Awalnya, harga DOC mencapai Rp 4.000 per ekor kini naik menjadi Rp 8.000 per ekor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement