Senin 23 Sep 2013 22:51 WIB

Empat Calon Hakim Agung Terpilih di Tengah Isu Suap

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Mahkamah Agung
Foto: Republika/Agung Fatma
Mahkamah Agung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi III DPR akhirnya menetapkan empat calon hakim agung. Mereka yang terpilih adalah Zahrul Rabai, Eddy, Army, Maruap Domatiga Pasaribu, dan Sumardiatmo. 

"Apakah hasil ini bisa disetujui?" tanya kata Ketua Komisi III DPR, Gede Pasek Suardika di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (23/9).

"Setuju!" jawab para anggota Komisi III.

Pemilihan empat calon hakim agung dilakukan melalui mekanisme voting dengan melibatkan 54 anggota Komisi III. Dalam proses ini voting ini Zahrul Rabain mendapat dukungan paling banyak dengan total dukungan 39 suara. Sementara Eddy Army menempati uruan kedua dengan 35 suara. Maruap Dohmatiga Pasaribu menngikuti dengan 27 suara. Yang terakhir Sumardiatmo meraih 28 suara.

Proses pemilihan hakim agung sempat diwarnai isu tidak sedap. Salah satu calon hakim agung Sudrajat Dimyati dikabarkan sempat melobi anggota Komisi III dari Fraksi PKB, Bahrudin Nasori di toilet Gedung Nusantara II, komplek DPR. 

Belum tuntas kasus Sudrajat dan Nasori, Komisioner Komisi Yudisial, Imam Anshori mengatakan kerap mendapat tawaran uang dari para anggota dewan di Komisi III. Tawaran uang itu dimaksudkan untuk meloloskan calon hakim agung tertentu yang sedang diseleksi KY pada tahun lalu.

Bahkan, imbuhnya, sempat ada anggota dewan yang menjanjikan imbalan sebesar Rp 1,4 miliar. Tawaran itu ditolak Imam. Akhirnya dalam rapat pleno 2012 semua komisioner KY sepakat calon hakim titipan Komisi III dinyatakan tidak lolos.

Sementara itu Ketua Bidang Pengawasan dan Investigasi Hakim Komisi Yudisial (KY), Eman Suparman mengungkapkan anggota Komisi III DPR yang menawarkan uang ke tujuh komisioner KY berasal dari Fraksi Demokrat. Eman tidak mengungkap siap anggota Fraksi Demokrat yang dimaksud. Dia hanya mengatakan masing-masing komisioner KY mendapat tawaran Rp 200 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement