REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebagai balai penelitian bioteknologi terlengkap di Indonesia, Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) siap memeriksa kemungkinan adanya gen dari geneticaly modified organism (GMO) seperti kedelai dan produk olahan kedelai transgenik impor di laboratorium yang mereka miliki.
Ditemui saat peresmian BPBPI, Senin (23/9), Kelapa BPBPI, Priyono, mengatakan tujuan pemeriksaan GMO adalah mengetahui ada atau tidaknya gen GMO diproduk yang diuji.
"Kami sedang mengarah ke sana. Sebab, hasil pertanian dan perkebunan di subtropis berbeda dengan yang di daerah tropis," kata Priyono menjelaskan.
Secara paralel BPBPI juga sedang mengembangkan fitohormon (hormon untuk tumbuhan) yang mendorong perakaran tanaman kedelai terutama yang ditanam di laham masam pasang surut dan lahan gambut. "Indonesia punya potensi besar untuk menanam kedelai di dua tipe lahan itu," ungkapnya.
Sejauh ini belum ada temuan yang harus dicermati masyarakat dari kedelai ataupun produk kedelai yang beredar. Tapi dengan teknologi yang dimiliki, ia berharap nantinya BPBPI bisa mendeteksi jika memang ada GMO yang jadi catatan.
"Jika memang ditemukan, akan disampaikan ke badan karantina tanaman dan pihak berwenang lainnya," kata Priyono menegaskan.
Akademisi juga turut digandeng bersama. IPB yang memiliki pakar pengembang teknologi pertanian kedelai dan hortikultura sudah diajak bekerja sama.
Menurut dia, ini merupakan bentuk saling melengkapi di mana IPB mengembangkan teknologinya, sementara BPBPI menyediakan pendukung berupa fitohormonnya.
Selain kedelai, fitohormon itu juga nantinya dapat digunakan untuk jagung dan padi. "Fitohormon yang kami kembangkan sifatnya cukup umum dan bisa digunakan untuk padi, jagung, dan kedelai," kata Priyono.
Selain pemeriksaan GMO kedelai, BPBPI juga diamanahi oleh Kementerian Pertanian untuk membantu pengujian keamanan dan kehalalan produk pangan. "Kami, lembaga halam MUI, dan BPOM akan bersinergi dan saling melengkapi," kata Priyono.
BPBPI merupakan pusat penelitian milik PT Riset Perkebunan Nusantara yang dulunya dikenal dengan Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI). BPBPI yang baru saja diresmikan kini tak hanya menangani riset di komoditas perkebunan, namun juga keamanan pangan.