REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan pemerintah untuk meluncurkan mobil murah ditanggapi dingin sebagian masyarakat. Bahkan oleh masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Suwarno (35 tahun), salah satu karyawan swasta yang bekerja di Jakarta Pusat, mengatakan sebagai karyawan biasa, gajinya hanya cukup untuk makan istri dan dua anaknya sehari-hari. Ia heran terkait pernyataan kebijakan mobil murah diperuntukkan bagi kalangan berpenghasilan menengah ke bawah.
Suwarno sebagai masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan merasa pernyataan itu tidak sesuai dengan apa yang dia alami. “Murahnya itu berapa? Kalau enggak salah masih tujuh puluhan juta ya. Bagi saya itu tidak murah, tetap saja enggak bisa beli,” katanya kepada Republika di Jakarta, Senin (23/9).
Lelaki yang tinggal di Pamulang, Tangerang Selatan ini berpendapat, kebijakan mobil murah tersebut bukan malah menyelesaikan masalah kemacetan yang terjadi di ibukota, tapi justru sebaliknya. “Biasanya saya pakai motor ke tempat kerja sejam, mungkin nanti bisa dua jam,” ujar Suwarno.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan bahwa produksi mobil murah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Harapannya, semua masyarakat bisa menikmati membeli mobil murah tersebut.