Senin 23 Sep 2013 16:11 WIB

Akibat Miras Oplosan 'Cukrik', 3 Orang Masih Kritis

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Dewi Mardiani
Miras oplosan (ilustrasi).
Foto: danish56.blogspot.com
Miras oplosan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Tiga orang warga Pakis Wetan yang diduga menenggak minuman keras (miras) oplosan, cukrik, saat ini masih dalam proses perawatan intensif di RSUD dr Soetomo, Surabaya.

Kabag Humas Polrestabes Surbaya, Kompol Suparti mengatakan, ketiga orang tersebut yakni, Suyomo (45 tahun), Barasa (52), dan Bambang (45). Dari 11 orang warga Sawahan yang tewas, hanya tinggal mereka yang dirawat di rumah sakit. “Kondisi mereka pun kabarnya kritis karena sampai mengalami cuci darah,” kata Suparti pada Republika di Mapolres Surabaya, Senin (23/9).

Dia menyebutkan, sejumlah korban tewas akibat cukrik, dua di antaranya warga Dupak, satu orang warga Wonokromo dan depalan lainnya berasal dari Sawahan. Ayah korban korban Dani Kumbara, asal Wonokromo Muhammad Said (65) mengatakan, anaknya memang sering menenggak miras. Kebiasaan itu dilakukan karena Dani mengaku depresi lantaran ditinggal oleh istrinya.

Kapolsek Wonokromo, AKP Roman Smaradhana Elhaj, menambahkan korban sudah 5 tahun mengkonsumsi cukrik, bahkan pernah menegak spirtus. Dia juga sudah berkali-kali masuk rumah sakit diduga lantaran intensitasnya yang terlalu sering.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya tengah melakukan sinergi bersama kepolisian dan pemda antarkabupaten/kota untuk memberantas miras cukrik. Sebab, ada indikasi produsen minuman oplosan tradisional itu, bukan berasal dari Surabaya. “Kami sekarang ini sedang gencar melakukan razia,” kata Risma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement