Ahad 22 Sep 2013 18:15 WIB

25 Daerah Di Jatim Alami Krisis Air Bersih

Musim kemarau panjang sebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah di Tanah Air.
Foto: Republika/Bowo S Pribadi
Musim kemarau panjang sebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengidentifikasi 25 daerah (kabupaten/kota) di wilayahnya yang mengalami krisis air bersih (kekeringan) selama beberapa pekan terakhir. "Jumlah tersebut sesuai dengan usulan permintaan bantuan. Hanya kota-kota seperti Surabaya atau Malang yang selama ini terhindar dari masalah ketersediaan air bersih selama musim kemarau," terang Kasi Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Alwi Djunaedi usai berkunjung di Kabupaten Pacitan, Ahad (22/9).

Untuk bantuan droping air bersih sendiri didasarkan pada usulan yang masuk, baik ke pemerintah provinsi maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Djunaedi mengonfirmasikan bahwa pihaknya telah mengucurkan bantuan dana dan prasarana senilai Rp20 miliar untuk mengatasi krisis air bersih di sejumlah wilayah tersebut.

Namun, dia mengatakan bahwa bantuan itu bersifat sementara. Pemberian bantuan air bersih pada wilayah-wilayah rawan kekeringan di Jawa Timur sifatnya untuk jangka pendek tanpa dibarengi upaya penyediaan sarana sumber air baku, misalnya, pembangunan embung. "Belum (rencana pembangunan embung), kalau kami bangun pun belum tentu memecahkan masalah kekeringan," ujarnya.

Menurut dia, untuk mengatasi masalah kekeringan pada daerah-daerah rawan dalam jangka panjang, perlu koordinasi lebih intensif dengan instansi lain, salah satunya dengan Dinas Pekerjaan Umum atau Cipta Karya. Selain itu, keterlibatan pemerintah pusat melalui program penyediaan air bersih juga ikut membantu, khususnya pembangunan jaringan infrastruktur besar.

Selain menghadapi kekeringan, pihak BPBD Jatim juga tengah berkonsentrasi pada pembenahan sejumlah tanggul sungai yang kondisinya rusak. Apalagi, tak lama lagi musim hujan akan tiba dan potensi banjir mengintai. Tidak hanya tanggul sungai, kata dia, juga saluran dan jalan. Namun, untuk saluran akan dikoordinasikan dengan pihak berwenang.

Kondisi itu memaksa BPBD untuk bersiap melakukan perbaikan, terutama bila instansi terkait belum melakukannya. Dari inventarisasi, sejauh ini Kabupaten Lumajang menjadi wilayah dengan jumlah rehabilitasi tanggul terbanyak, yaitu 11 titik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement