REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN – Harga pakan ternak yang tinggi memicu lonjakan harga ayam di pasaran akhir-akhir ini. Kenaikan pakan ternak saat ini mencapai 16 persen.
Adi (30 tahun), peternak ayam di Kampung Sawah Baru Ciputat Tangerang Selatan, mengatakan, tidak ada pilihan lain baginya kecuali menaikkan harga ayam potongnya.
Mahalnya harga pakan membuatnya harus berhitung matang. Ongkos yang harus ia keluarkan untuk membesarkan ayam, mulai ayam kecil hingga panen, kini membengkak. Akibatnya, untuk menutupi itu, ia harus menaikkan harga ayamnya.
“Kalau pur (pakan ternak) sudah naik gini, susah turunnya,” katanya saat berbincang dengan Republika di rumahnya, Ahad (22/9). Ia menjelaskan, pakan ternak yang sebelumnya Rp 300 ribu per karung, kini harganya mencapai Rp 350 ribu.
Dalam satu kali masa ternak ayam, pakan yang dihabiskan bisa mencapai dua puluh karung. Per karung beratnya 50 kilogram. Jumlah itu digunakan untuk memberi makan seribu ayam, mulai kecil hingga panen. Satu kali masa ternak berkisar antara 21 hingga 25 hari.
Adi menjelaskan, dari seribu ayam yang diternak mulai kecil, sekitar 70 sampai 80 persen dari jumlah itu yang bisa dipanen. “Resiko (ayam) mati pasti ada, itu semua juga dihitung,” ujarnya.
Selain itu, Adi menambahkan, naiknya harga ayam juga dipicu karena musim jelang hari raya. Ia mencontohkan ketika musim Hari Raya Idul Fitri beberapa waktu lalu. Kenaikan harga ayam tak terhindarkan. “Kan permintaan naik,” katanya. Begitu juga dengan Hari Raya Idul Adha yang akan datang.