Ahad 22 Sep 2013 13:29 WIB

Di Tangsel, Harga Ayam Naik 35 Persen

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: A.Syalaby Ichsan
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Belum habis krisis harga kedelai yang disebabkan oleh rendahnya pasokan kedelai impor,  harga ayam potong kini ikut naik.  Ayam potong di Tangerang Selatan melejit hingga 35 persen. Kenaikan ini terjadi sejak pekan lalu.

Hal itu diungkapkan Muslikan (28 tahun), pedagang ayam potong di Pasar Jombang Tangerang Selatan. Ia mengaku menjual ayam potong dengan harga tinggi karena mengikuti harga dari peternak ayam.

Satu minggu yang lalu, harga ayam potong perkilo mencapai Rp 26 ribu. Padahal sebelumnya, harga ayam potong per kilonya ‘hanya’ berada di kisaran Rp 18 ribu.

Hingga Ahad (22/9), meskipun harga ayam potong berangsur turun, per kilogramnya masih menyentuh harga Rp 23 ribu. “Masih mahal itu segitu,” kata Muslikan saat ditemui Republika di Pasar Jombang Tangerang Selatan, Ahad (22/9).

Pria asal Lamongan ini mengungkapkan, sebelum harga ayam naik, sehari ia bisa menjual sampai 50 sampai 70 ekor per harinya. Namun sejak harga ayam membumbung tinggi, ayam yang terjual tak lebih dari 40 ekor. “Kalau itu (penurunan omset) pasti,” ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan pedagang ayam yang lain, Masno (55 tahun). Lelaki asal Yogjakarta ini mengatakan, ayam per ekor yang ia jual, harganya mencapai Rp 28 ribu sampai Rp 35 ribu.

Tergantung dari berat ayam tersebut. Untuk ukuran kecil dengan berat 1,2 kilogram, ia menjualnya dengan harga Rp 28 ribu. Sedangkan ayam dengan berat 1,5 kilogram ia jual Rp 35 ribu.

Ia mengaku, kenaikan harga ayam juga berimbas pada omset penjualannya. Namun, ia tidak bisa mengelak dari mahalnya harga ayam. “Ya gimana lagi, dari peternaknya sudah mahal. Ini saya jual perkilonya dua puluh empat ribu,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement