Jumat 20 Sep 2013 16:07 WIB

Jelang Idul Adha, Pedagang Diminta Tak Manfaatkan Situasi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dewi Mardiani
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menjelang hari raya Idul Adha, pedagang daging diimbau untuk tidak memanfaatkan moment hari raya. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sleman, Widi Sutikno, mengatakan momentum tertentu dapat menyebabkan harga daging ayam meningkat.

"Para pelaku juga diimbau untuk tidak memanfaatkan situasi tertentu untuk mengambil keuntungan," katanya, Jumat (20/9). Menurutnya, harga daging ayam yang melonjak disebabkan oleh meningkatnya permintaan daging ayam. Namun, ia menyatakan stok daging ayam menjelang Idul Adha masih aman.

Sementara itu, harga daging sapi saat ini masih terpantau stabil meskipun sedikit meningkat. Widi mengatakan naiknya harga dapat disebabkan oleh terlambatnya pasokan lantaran infrastruktur yang kurang memadai. Sehingga, pasokan datang terlambat. Untuk menghindari adanya penumpukan barang, pihaknya juga melakukan sidak. Widi memprediksi harga akan semakin melonjak ketika permintaan akan daging jelang lebaran nanti semakin tinggi.

Harga daging ayam di Sleman telah meningkat sejak sepekan lalu, seperti di Pasar Kolombo, Condongcatur. Harga daging ayam terpantau meningkat Rp 2 ribu per kilogram menjadi Rp 32 ribu. "Naiknya menjadi Rp 32 ribu dari Rp 30 ribu. Sudah sekitar seminggu," kata Tati, pedagang daging ayam. Menurutnya, pasokan daging ayam juga lebih sedikit dari biasanya.

Naiknya harga daging ayam ini berimbas pada menurunnya jumlah pembeli di Pasar Kolombo. Tati mengatakan, biasanya dapat memasok daging ayam sebanyak 50 kilogram. Namun, saat ini ia hanya dapat memasok sebanyak 25 kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement