REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dinilai dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Untuk membenahi daerah, langkah awalnya adalah memperhatikan dan menata pola pikir warga setempat
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, pada 2010 pertumbuhan ekonomi Surabaya sebesar 5,11 persen, sedangkan pada 2011 mengalami peningkatan menjadi 7,35 persen. Kemudian di 2012, pembukuan ekonomi tercatat pada angka 7,64 persen.
"Pemberdayaan masyarakat mempengaruhi tren kenaikan pertumbuhan ekonomi," kata Risma saat dikonfirmasi (20/9).
Sebelumnya, dalam acara "the 4th International Conference on Local Government" (ICLG) 2013 di Hotel Shangrila Surabaya, Risma memaparkan upaya pemberdayaan yang tengah dilakukannya. Kegiatan tersebut mengundang kalangan akademisi dan praktisi birokrat dari 17 negara.
Menurutnya, peningkatan kualitas daerah harus dimulai dengan memangkas kesenjangan ekonomi. Pihaknya melalui sejumlah instansi seperti Bapemas KB, Dinas Sosial, Dinas Koperasi dan UKM, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan intensif menggelar pelatihan usaha mandiri.
"Termasuk ibu-ibu rumah tangga juga dilatih agar lebih berdaya membantu ekonomi keluarga," ujarnya.
Kemudian hasilnya, kata Risma, mereka dapat melayani berbagai pesanan produk dari luar daerah. Bahkan, hasil produksinya mampu di ekspor ke sejumlah negara lain. Para ibu rumah tangga tersebut kini mampu memberdayakan keluarga dan sekitarnya.
Dia juga mengatakan, pelesatarian lingkungan menjadi komitmen selama membangun kota. Dengan menggunakan pendekatan ekonomi, sekarang banyak masyarakat yang mulai memanfaatkan sampah untuk didaur ulang hingga memiliki nilai ekonomis.