REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Masyarakat Jerman yang hadir dalam resepsi diplomatik yang diadakan KBRI Berlin untuk memperingati HUT ke-68 Kemerdekaan RI di Berlin mengagumi suguhan karya seni ukir bernilai tinggi dari Suku Asmat, Papua, Indonesia.
"Pameran karya seni ukir kayu suku Asmat yang merupakan kerja sama KBRI Berlin dengan Asmat Art Galerie di Berlin itu mendapat apresiasi yang tinggi dari undangan dalam acara resepsi diplomatik," ujar Sekretaris Satu Pensosbud KBRI Berlin, Juvinao Ribeiro, Jumat (20/9).
Ukiran kayu tradisional Asmat yang sangat khas, seperti ornamen/motif pahatan patung, yang biasa disebut mbis dan perahu atau wuramon, dipercaya sebagai simbol perahu arwah yang membawa nenek moyang ke alam kematian itu membuat kagum sekitar 600 tamu undangan.
"Ukiran kayu seperti mbis dan wuramon bagi penduduk Asmat merupakan perwujudan dari cara mereka dalam melakukan ritual mengenang arwah leluhurnya," kata Velix Wanggai, staf khusus Presiden RI Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah yang hadir dalam acara resepsi tersebut.
Resepsi diplomatik dimeriahkan paduan suara mahasiswa Indonesia asal Papua yang menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Republik Federal Jerman, Das Lied der Deutschen.
Kepala Protokol Kementerian Luar Negeri Jerman Ambassador Jorgen Mertens yang menjadi tamu kehormatan mengapresiasi hubungan kerja sama bilateral Indonesia-Jerman yang dalam beberapa tahun terakhir ini sangat dinamis dan terus meningkat di berbagai bidang.
Sementara itu, Dubes RI untuk Federasi Jerman, Dr. Eddy Pratomo menyoroti hubungan bilateral dan capaian kerja sama kemitraan yang setara Indonesia-Jerman melalui penandatanganan Deklarasi Jakarta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kanselir Angela Merkel di Jakarta dan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Jerman, Maret lalu.