Selasa 17 Sep 2013 17:58 WIB

14 Universitas di Asia Kerja Sama Tangani Penyakit Pendemi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Didi Purwadi
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perguruan tinggi di Asia Tenggara menjalin kerja sama untuk kolaborasi multidisiplin dan multisektoral dalam mengantisipasi dan menangani penyakit endemi. Yaitu, kerjasama melalui konsep One Health.

Pada tahap awal, pembuatan MoU melibatkan 14 universitas yang ada di Asia Tenggara.

''Ini baru tahap awal. Jadi, kerja samanya baru dengan 14 universitas. Kalau sudah implementasi, kerjasamanya nanti tak hanya pemerintah dan universitas tapi semua lembaga,'' ujar Wakil Menteri Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, kepada wartawan pada Selasa (17/9).

Ali, yang juga menjabat sebagai Ketua South East Asia One Health University (Seaohun), mengatakan tahap awalnya adalah sosialisasi konsep One Health. Berikutnya melakukan mapping ke universitas yang sudah masuk One Health dan belum.

''Melalu kerja sama ini, kami ingin menghasilkan pemimpin di masa depan yang memiliki konsep One Health. Makanya, selain memberikan pelatihan, kami beri beasiswa juga,'' katanya.

Dengan kerja sama ini, Seaohun ingin membangun jaringan dengan berbagai institusi untuk mengatasi masalah penyakit baru maupun penyakit yang baru muncul kembali.

''Di Asia Tenggara, banyak penyakit yang muncul atau muncul kembali. Misalnya flu burung, penyakit dari kencing tikus, demam berdarah, malaria dan rabies,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement