Senin 16 Sep 2013 12:10 WIB

Mengamalkan Isi Alquran Obat Mujarab Selamatkan Indonesia

Salah seorang jamaah mengaji Alquran di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Salah seorang jamaah mengaji Alquran di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengamalkan seluruh isi Alquran dinilai sebagai Obat Mujarab untuk mengingati bangsa Indonesia yang sedang di serang berbagai macam 'penyakit'.

 “Obat mujarabnya adalah Alquran. Dengan mengamalkan seluruh isi Alquran saya yakin penyakit bangsa ini akan sembuh,"  kata Ketua Umum Majelis Tafsir Alquran (MTA), Ahmad Sukino dalam keterangan pers kepada wartawan di Jakarta, Ahad (15/9).

Menurutnya, MTA bisa mengobati hati yang sedang sakit, yang sulit disembuhkan. Karena MTA melakukan membaca, melakukan kajian dan mengamalkan kitab suci umat Islam. “MTA bisa mengobati hati yang sakit. Obat penyakit hati yang sakit, sangat susah diobati,” katanya.

Ahmad menjelaskan, tujuan didirikan MTA untuk mengajak umat kembali kepada Alquran dan Sunah yang seringkali disalah mengerti dan disalah pahami. Bahkan,  tidak jarang fitnah pun dilontarkan ke MTA, seperti MTA dikatakan membawa agama baru, MTA melarang tahlilan, MTA menghalalkan anjing, sampai tuduhan MTA sempalan dari NII.

"MTA tidak membawa agama baru, MTA justru mengajak umat kembali ke sumber ajaran Islam yang asli, yaitu Alquran dan Sunah Nabi. Sumber rujukan MTA adalah kitab-kitab tafsir muktabar, baik tulisan ulama-ulama kholaf mau pun ulama-ulama Salaf, seperti kitab tafsir Ibnu Abas, kitab tafsir Ibnu Katsir, kitab Tafsir Fii Dhilalil Quran, dan kitab tafsir Departemen Agama Republik Indonesia," ujarnya.

Adapun untuk Sunah Nabi, kata dia, MTA juga langsung merujuk ke kitab-kitab Hadits muktabar yang dikenal dengan sebutan kutubut-tis’ah, yaitu sembilan kitab hadits, seperti sahih Bukhori dan sahih Muslim.

"Memang, ketika dalam beragama kita merujuk langsung ke Quran dan Sunah sebagian amalan-keagamaan yang sudah mentradisi kami tinggalkan karena tidak ditemukan perintahnya dalam Quran maupun contohnya dalam Hadits," ungkapnya."Tetapi MTA tidak pernah melarang-larang umat Islam mengamalkan amalan-amalan yang sudah mestradisi itu," bebernya.

Sukino menegaskan jika MTA bukan ormas, under bow ormas atau organisasi poliltik tertentu. Saat ini lanjutnya, ada 128 perwakilan dan cabang baru MTA yang baru diresmikan di seluruh Indonesia. Artinya, total perwakilan dan cabang MTA berjumlah 430, yang tersebar mulai dari Aceh hingga Lombok Tengah.

"Binaan-binaan lain hingga Papua yang belum sempat diresmikan pada hari ini, akan segera menyusul," imbuhnya.

Dengan peresmian 128 perwakilan dan cabang baru MTA ini, menurutnya, kiprah organisasi akan lebih dimengerti dan dipahami oleh masyarakat.“Mudah-mudahan keberadaan MTA bisa mengokohkan keberadaan umat Islam di Indonsia dan pada gilirannya dapat mengokohkan Negara Kesatuan Republik Indonesia," harap Sukino.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement