Ahad 15 Sep 2013 20:34 WIB

Habib Munzir Mengajak Pemuda Cintai Nabi Muhammad SAW

 Habib Munzir Almusawa
Foto: Republika/ Aditya
Habib Munzir Almusawa

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Alwi Shahab

Gerimis tak menghalangi ratusan jemaah untuk hadir di Masjid Al-Munawar di Pancoran, Jakarta Selatan, pada sebuah awal pekan. Jangan dibayangkan mereka adalah kaum 'bapak-bapak' alias orang tua. Mereka adalah anak-anak muda usia, yang rata-rata usianya di bawah 25 tahun.

Dengan berpakaian dan kopiah putih, mereka datang dari berbagai tempat di ibu kota. Kebanyakan mengendarai sepeda motor. Tapi, seperti terlihat di tempat parkir masjid yang cukup luas, terdapat juga puluhan mobil. Merek-merek terkenal, seperti BMW, Audi, dan Mercedes, terselip di antara barisan mobil itu.

Di dalam masjid, para anak muda dengan suaranya cukup keras melantunkan puji-pujian kepada Allah dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya mereka terlebih dulu shalat Isya berjamaah. Di dekat mimbar duduk Habib Munzir Almusawa. Ia dikelilingi para jamaahnya yang muda-muda itu. Mungkin dialah satu-satunya wakil 'kaum' bapak di sini; ia tampak kharismatik diantara para pemuda itu. Padahal, Habib kelahiran Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, ini masih berusia 32 tahun.

Agar pemuda mencontek Rasul

Nama kelompok pengajian yang dipimpin Munzir sangat sederhana, Majelis Rasulullah SAW. Tujuan pendirian kelompok pengajian ini adalah untuk mengisi kekosongan rohani para pemuda di Ibu kota. Lalu mengapa ia menamakan Majelis Rasulullah SAW?. Menjawab pertanyaan Republika, Habib lulusan Daarul Musthafa, Tarim, Hadramaut, Yaman Selatan ini menyatakan, ''Saya ingin anak-anak muda kita mencintai dan mengidolakan Rasulullah. Mentaati ajaran-ajaran dan contoh teladan yang tak ternilai dari beliau.

Melalui shalawat, kasidah, dan ceramah-ceramah perilaku Nabi, ia berharap agar para pemuda menjadi Muslim yang bermanfaat bagi bangsa, tanah air, dan agamanya. Dan yang sangat membanggakan, seperti dituturkan Habib Munzir, banyak diantara mereka yang sebelumnya para premen, 'polisi cepek', dan hobi kebut-kebutan. ''Alhamdulillah, kini mereka sudah menjadi manusia baik, dan mengidolakan Nabi Muhammad dalam kehidupan di dunia ini.''

Satu dari 27 majelis

Pengajian di Masjid Al-Munawar sendiri, merupakan salah satu dari 27 Majelis Rasulullah SAW yang kini sudah berdiri di kelima wilayah DKI Jakarta. Bahkan kini sudah meluas sampai ke Depok. Meskipun untuk itu, Habib Munzar setiap harinya harus mendatangi sebuah majelis dari pukul 21.00 hingga 13.00 WIB. Ini artinya, waktunya tiap malam tersita untuk mendatangi majelis tersebut. Sedangkan siang hari acara yang padat juga menanti kedatangannya. Seperti ceramah agama diberagai pengajian, menjadi khatib shalat Jumat, dan mengisi acara siraman rohani di televisi.

Merasa belum cukup pengabdiannya terhadap agama, Habib yang energik ini merencanakan mulai bulan depan (Januari) Majelis Rasulullah SAW sudah membuka 54 cabang, dua kali lipat dari sekarang. ''Untuk itu, saya tiap malam akan mendatangi dua buah masjid.'' Masih ada lagi cita-citanya. Majelis taklim khusus wanita, juga untuk para pemudi. Tentu saja pengajian ini terpisah dari pria.

Cita-cita ini, diharapkan dalam bulan depan akan terwujud. Karena Habib Muchsin Alhamid, ulama dan pengusaha yang banyak membantunya, telah menyiapkan majelis taklimnya di Jl Kompleks Hankam, Cidodol, Jakarta Selatan. Habib Muchsin yang bersimpati terhadap kegiatan Majelis Rasulullah juga telah menyediakan ruangannya untuk penyelenggaraan pesantren kilat bagi para pemuda yang tergabung dalam Majelis Rasulullah. Tiap bulan sekitar 100 - 150 pemuda digembleng di pesantren kilat ini. Tempat menginap dan makan minum ditanggung pihak tuan rumah.

Saat ini, aku Munzir, ia telah memiliki 7.000 murid. Mereka kini menjadi peserta aktif. Seperti dituturkan Munzir, majelis yang dipimpinnnya ini bebas dari politik, non-sektarian, dan terbuka untuk umat tanpa membedakan mazhab dan golongan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement