REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo menegaskan dirinya menjadi peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat bukan karena ingin membangun dinasti politik, tetapi karena kemampuan. "Dinasti politik itu tidak ada. Partai Demokrat milik semua kader dan bangsa Indonesia, bukan milik kelompok tertentu," kata Pramono Edhie Wibowo pada konferensi pers yang diselenggarakan Komite Konvensi, di Jakarta, Ahad (15/9).
Pramono Edhie menegaskan, jika dia mendapat kesempatan menjadi peserta konvensi dan dirinya adalah adiknya Ani Yudhoyono, adalah dua hal yang tidak dipisahkan. "Meskipun saya adiknya Ani Yudhyono, yakni istri dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, tapi saya mengikuti konvensi ini karena kemampuan," katanya.
Sebagai peserta konvensi, menurut Edhie, dirinya akan menunjukkan kemampuan dan komitmennya dalam membangun bangsa melalui visi dan misinya. Selama penyelenggaraan konvensi calon presiden Partai Demokrat hingga April 2014, Edhie akan membangun komunikasi dengan seluruh lapisan masyarakat Indonesia sekaligus menunjukkan kemampuan dan komitmennya.
"Masyarakat bisa menilai, apakah saya mengikuti konvensi karena kemampuan atau karena ada kaitannya dengan keluarga presiden," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Pramono Edhie juga menyatakan sudah mengunjungi kader dan konstituen Partai Demokrat di sejumlah daerah. Sebagai anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, menurut Edhie, dirinya juga memiliki komitmen untuk membangun dan membesarkan Partai Demokrat.
"Partai Demokrat harus terus dibesarkan agar bisa memperoleh suara minimal 20 persen pada pemilu legislatif 2014, sehingga bisa mengusung calon presidennya sendiri," katanya. Perolehan suara Partai Demokrat pada pemilu 2014, menurut dia, masih menjadi rahasia Allah, manusia tidak boleh mendahului tetapi harus berusaha keras untuk memperoleh hasil maksimal.