REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jaminan kesejahteraan polisi di Indonesia belum sebaik polisi di luar negeri. Di negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Brunnai Darussalam misalnya, para polisi mendapatkan tempat tinggal yang selama aktif bertugas.

"Kalau di luar negeri di belakang kantor polisi ada flat (apartemen) untuk tempat tinggal personel," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F. Sompie di bilangan Cikini, Jakarta, Sabtu (14/9).

Ronny mengatakan kalaupun polisi Indonesia memiliki rumah, biasanya letak rumah berjauhan dengan kantor tugas.

Alhasil para anggota polisi kehilangan efisiensi dalam menjalankan tugas karena waktu cenderung habis di jalan dan kordinasi antara satu anggota dengan anggota lain terpisah-pisah.

"Di Jakarta saja Bintara tidak semua punya tempat tinggal. Yang di Polda, Polres, dan Polsek rumahnya tidak dekat. Akibatnya kita rugi dalam hal kecepatan," ujar Ronny.

Bukan cuma soal tempat tinggal, dana operasional bagi anggota Polri juga masih jauh dari harapan. Ronny mencontohkan anggaran untuk mobil dinas Polri hanya diberi jatah 15 liter satu bulan.

Anggaran sekecil itu menurut dia, hanya cukup untuk memanaskan mesin mobil bukan untuk patroli. "Itu hanya cukup untuk memanaskan mesin saja, bagaimana bisa patroli. Makanya kita sekarang ada patroli sepeda atau patroli jalan kaki," canda Ronny.

Yang paling memprihatinkan, tidak semua anggota Polri memiliki pakaian pelindung keamanan standar. Ronny mengatakan hanya anggota Brimob dan Densus 88 yang secara khusus mendapat anggaran rompi anti peluru.

"Tapi lihat anggota lalu lintas, tidak dilengkapi perlengkapan. Seperti Singapura saja mereka memilki kesiapan perlengkapan yang polisi lalu lintas," Ronny membandingkan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika