REPUBLIKA.CO.ID,TRENGGALEK--Kekeringan mulai melanda sejumlah kawasan di enam kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, sehingga pemerintah setempat harus menyuplai air bersih dengan truk-truk tangki.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto, Sabtu mengatakan, kekeringan antara lain melanda Kecamatan Trenggalek, Watulimo, Panggul, Dongko, Suruh, dan Pule.
Tidak semua wilayah di enam kecamatan itu mengalami kekeringan. Menurut laporan ada sejumlah desa dan daerah pelosok di enam kecamatan itu yang sudah mengeluhkan kesulitan air bersih.
"Jadi tidak semua desa di enam kecamatan tadi krisis air, hanya saja sebagian besar sudah mulai kesulitan untuk mendapatkan air. Sedangkan untuk data pastinya desa-desa mana saja, masih kami rekap," katanya.
Krisis air yang terjadi di Kabupaten Trenggalek mulai terjadi sejak dua pekan terakhir atau memasuki bulan September. Menurut Joko, kategori kekeringan yang melanda sejumlah desa tersebut belum mencapai kering kritis.
Sebagaimana rilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima BPBD, sebagian wilayah Kabupaten Trenggalek berpotensi besar mengalami kondisi kering kritis.
"Karena seperti kita ketahui Trenggalek ini memang merupakan daerah rawan kekeringan, sehingga yang dimaksud kering kritis tadi adalah untuk mendapatkan air itu harus mencari lebih dari tiga kilometer," ujarnya.
Terkait kondisi tersebut, sejumlah pemerintah desa dan kecamatan telah mengusulkan bantuan air bersih ke BPBD Trenggalek.Joko mengaku akan segera menindaklanjuti permintaan itu melalui PDAM setempat.
Ia mengklaim telah siap untuk menangani dampak dari musim kekeringan dengan menyiapkan Seluruh armada serta anggaran yang memadai.
"Untuk tahun ini di APBD Trenggalek disiapkaan anggaran sekitar Rp400-an juta, selain itu juga di-`backup` oleh APBD Provinsi Jatim. Jadi tidak perlu kawatir" tadas Joko.
Ia membandingkan, penanganan bencana kekeringan yang terjadi tahun lalu BPBD Kabupaten Trenggalek menghabiskan anggaran Rp1,1 miliar, sedangkan tahun ini kesiapan anggaran lebih dari jumlah tersebut.
"Tahun ini kami mengusulkan bantuan ke provinsi sekitar Rp2 miliar. Yang jelas, karena kekeringan ini adalah tanggung jawab bersama, maka kami selalu koordinasi dengan BPBD provinsi," ujar Joko Rusianto.