Jumat 13 Sep 2013 17:01 WIB

Gajah Sumatra Terancam Punah

Gajah sumatra tewas/ilustrasi
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Gajah sumatra tewas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, pekanbaru -- Matinya 104 ekor gajah di Provinsi Riau, membuat populasi gajah Sumatra (elephas maximus) terancam punah.

"Selain itu, gajah-gajah liar di Riau juga semakin sulit beradaptasi dengan lingkungan karena habitat mereka yang semakin menyempit," kata Humas organisasi lingkungan World Wildlife Fund (WWF) Wilayah Riau, Syamsidar di Pekanbaru, Jumat (13/9).

Ia menjelaskan, sepanjang sembilan tahun terakhir, tercatat sejak 2004 hingga September 2013 ditemukan sedikitnya 104 gajah mati dengan kondisi mengenaskan. Keseluruhannya, diindikasi mati akibat dibunuh atau adanya upaya sengaja dari pihak-pihak tertentu dengan alasan yang beragam.

"Ada pihaknya yang memang memanfaatkan gadingnya, kemudian ada juga karena berkonflik dengan warga di areal perkebunan atau hutan industri," katanya.

Syamsidar mengatakan, pada 2004 silam, pihaknya mendata ada sebanyak 400 ekor gajah Sumatra yang hidup di kawasan hutan di Riau secara liar. Namun, dengan kasus kematian yang mencapai 104 ekor itu, dapat dipastikan gajah liar di berbagai kawasan hutan di Riau hanya tinggal 300 ekor atau bahkan kurang dari itu.

Ia berpendapat kondisi tersebut menandakan keberadaan gajah liar di Riau mulai terancam populasinya. Parahnya, dari 104 kasus kematian gajah yang diindikasi dibunuh itu, tidak ada satu kasus pun yang berhasil naik ke persidangan dengan menyeret pelakunya.

"Paling kuat itu hanya sampai di penyidikan saja, namun untuk di pengadilan sampai sekarang belum ada," katanya.

Syamsidar menjelaskan, kematian gajah-gajah liar tersebut sebelumnya ditemukan di sejumlah kawasan pada lima wilayah kabupaten, seperti Kampar, Pelalawan, Kuantan Singingi, Bengkalis dan Rokan Hulu.

"Bangkai gajah-gajah tersebut tidak hanya ditemukan di kawasan hutan alam, namun juga banyak ditemukan di kawasan konsesi perusahaan kehutanan dan perkebunan kelapa sawit milik warga," katanya.

Terakhir, WWF bersama tim monitor lapangan pada Minggu pagi (8/9) menemukan tulang belulang gajah di kawasan konsesi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Kabupaten Pelalawan, Sektor Baserah. Tim menduga gajah tersebut telah mati sejak lebih sebulan lalu. Diperkirakan tulang belulang itu milik gajah betina dewasa yang seharusnya telah siap menghasilkan keturunan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement