Kamis 12 Sep 2013 21:18 WIB

Kekeringan di Prambanan Akan Berakhir Oktober

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Djibril Muhammad
Kekeringan
Foto: cbc.ca
Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kekeringan yang terjadi di wilayah Prambanan sejak sebulan yang lalu akan berakhir pada pertengan Oktober mendatang.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Tony Agus Wijaya, mengatakan awal musim hujan di wilayah Prambanan akan terjadi pada pertengahan Oktober.

"Musim kemarau di wilayah Prambanan akan berlangsung sekitar 1,5 bulan lagi. Memang di daerah Prambanan termasuk wilayah yang kesulitan air bersih ketika musim kemarau. Secara normal saat ini masih mengalami musim kemarau," jelas Tony kepada Republika, Kamis (12/9).

Menurut Tony, musim hujan yang akan terjadi pada Oktober mendatang diprediksi akan terjadi secara normal. Curah hujan diprediksi lebih dari 50 mm/ 10 hari.

Ia menambahkan, puncak kemarau telah terjadi pada Agustus lalu, sehingga sebentar lagi diperkirakan akan segera berakhir. Meskipun begitu, musim hujan diprediksi tidak akan terjadi secara bersamaan di seluruh wilayah DIY.

"Sleman Utara musim hujan akan terjadi pada pertengahan Oktober. Yang kemudian diikuti di wilayah Sleman Selatan dan di Gunungkidul bagian selatan pada akhir November mendatang," kata Tony menambahkan.

Hal tersebut dipengaruhi topografi wilayah, lingkungan, serta curah hujan yang dipengaruhi oleh pembentukan uap dan pola angin.

Ia menambahkan, distribusi harian curah hujan tidak akan merata. Sehingga, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrim yang dapat terjadi.

"Curah hujan cenderung terkumpul di hari-hari tertentu. Sehingga masyarakat perlu mewaspadai curah hujan yang ekstrem dan perlu menyesuaikan diri," katanya menjelaskan.

Tony mengatakan pola curah hujan terkadang mengalami penyimpangan dari kondisi normalnya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement