Kamis 12 Sep 2013 15:35 WIB

Usai Aksi Mogok, Tempe Masih Langka

Rep: Mg10/ Seno Wikantyoso/ Red: Djibril Muhammad
Harga kedelai yang mahal membuat pedagang tahu kerepotan. Tahu, ilustrasi.
Harga kedelai yang mahal membuat pedagang tahu kerepotan. Tahu, ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Setelah melakukan aksi mogok berjualan selama tiga hari, mulai Kamis (12/9), pedagang tempe dan tahu sudah mulai berjualan kembali.

Namun pedagang yang berjualan masih jarang. Kalaupun mereka berdagang, tempe yang dijual pun sedikit, ukurannya lebih kecil dan harga yang dinaikkan dari harga semula. 

Di pasar kota Depok, sejumlah pedagang yang ditemui mengaku tingginya harga kedelai membuat harga tempe dan tahu terpaksa ikut dinaikkan.

Menurut Hadi Subakin (37 tahun), tempe yang biasanya dijual dengan harga Rp 2 ribu, kini harus dijual Rp 2.500 per potong. Itupun ukurannya diperkecil.

Hadi yang telah berjualan tempe sejak 2007 di pasar Kota Depok itu mengeluhkan tingginya harga kedelai berimbas pada naiknya harga tempe dan tahu. Kondisi ini pun akhirnya membuat omzet mereka otomatis turun.

Furqon (24 tahun), seorang pedagang tempe lainnya mengatakan, kenaikan bahan bakar minyak (BBM), ditambah dengan naiknya harga kedelai,membuat pria ini mersa kebingungan. "Pembeli jumlahnya juga ikut menurun. Keuntungan pun ikut turun," ujarnya Kamis (12/9).

Dia mengatakan, biasanya omzet yang ia terima dari semula Rp 1 juta, kini menjadi Rp 800 ribu saja. Dia berharap, pemerintah lebih memperhatikan rakyat kecil dan dapat menstabilkan harga kedelai  yang kini melonjak dari Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp 9.000 per kilogram.

Kondisi yang sama terjadi di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan. Pedagang tempe dan tahu di pasar ini, sudah mulai berjualan namun dagangannya tidak banyak.

Rukmini, pedagang tempe di pasar tersebut mengatakan, dia hanya membawa 50 petak tempe saja. Menurutnya, pabrik tempe tempatnya biasa mengambil tempe di kawasan Cipulir juga memproduksi tidak banyak. "Katanya kedelai mahal, jadi bikinnya juga tidak banyak," kata Rukmini.

Setelah tiga hari tak berjualan, tempe dan tahu lumayan banyak dicari oleh pembeli. Sukma,seorang ibu rumah tangga yang berbelanja tempe mengatakan, harga tempe saat ini sudah naik Rp 1.000 per potong.

Biasanya, kata dia, sepotong tempe ukuran sedang dibelinya harga Rp 4 ribu, kini sudah menjadi Rp 5 ribu. Meski harganya lebih mahal, namun dia tetap membelinya karena makanan sumber protein murah ini salah satu menu kegemaran keluarganya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement