REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti politik senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menilai pemimpin memiliki pengaruh sangat besar dalam melakukan reformasi birokrasi.
Sosok Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dinilai Siti sukses jalankan reformasi birokrasi, tetapi tidak diekspos media massa.
Siti mengatakan, di tengah pelaksanaan otonomi daerah yang telah berjalan sejak 2001, kurang dari 15 persen pemimpin yang mampu melakukan perbaikan birokrasi. Dan hanya sedikit pemimpin yang bisa menjadi pemegang kendali dan memaksakan terjadinya perubahan ke arah lebih baik.
"Misalnya Bu Risma di Surabaya. Bu risma itu luar biasa, seorang perempuan yang bersahaja tak memperhatikan fashion, tanpa basa-basi sangat sederhana, sangat jujur, tapi tidak di-blow-up media," kata Siti dalam diskusi bertajuk 'Pemimpin dan Reformasi Birokrasi Mendatang' di Jakarta, Selasa (10/9).
Program dan aksi yang dilakukan Risma dalam kepemimpinannnya di Surabaya, menurut Siti menjadi salah satu contoh bagaimana pengaruh pemimpin dalam melakukan reformasi birokrasi. Apa lagi di daerah Surabaya yang dahulunya tersandung banyak persoalan di berbagai dimensi. Risma disebut sebagai contoh pemimpin yang melayani rakyat dalam mendorong perubahan di wilayah administratif pimpinannya.
Lebih lanjut Siti menjelaskan, di tengah perkembangan demokrasi Indonesia, demokrasi justru tidak mengalami perbaikan. Bahkan ketika daerah diberikan hak otonomi dan memilih pimpinannya secara langsung melalui Pilkada langsung sejak 2005. Padahal, dalam sistem multipartai yang dianut Indonesia saat ini, hanya peran birokrasi yang bisa mengimbangi jalannya demokrasi.Terlebih di tengah demokrasi Indonesia yang masih mengandalkan uang dan pencitraan.
Tri Rismaharini merupakan wali kota perempuan pertama yang memimpin Surabaya. Di bawah kepemimpinannya, Surabaya berhasil meraih kembali penghargaan Adipura 2011 untuk kategori kota metropolitan. Setelah lima tahun bertutut-turut tidak pernah memperolehnya.Risma juga membawa Surabaya menjadi kota yang terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik pada tahun 2012 versi Citynet. Atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat dalam mengelola lingkungan.
Wanita berusia 51 tahun itu juga pernah masuk dalam daftar nominasi World Mayor Prize 2012 bersaing dengan 76 walikota dan gubernur lain di seluruh dunia. Nama Tri Rismaharini masuk bersama Joko Widodo Walikota Solo dan Syahrul Yasin Limpo Gubernur Sulawesi Selatan.