Selasa 10 Sep 2013 16:18 WIB

Ada Mobil Murah, Prediksi Jakarta Stagnan Bakal Terwujud

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Hazliansyah
Mobil murah (ilustrasi)
Foto: r3870me
Mobil murah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lalu lintas di Ibu Kota Jakarta diprediksi akan bertambah crowded (ramai). Pasalnya, baru-baru ini, dua produsen otomotif ternama telah meluncurkan berbagai tipe mobil murah seharga mulai dari Rp 76,5 juta.

Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi B, Slamet Nurdin, mengatakan, munculnya mobil-mobil murah tersebut menjadi dilematis. Pasalnya, kata dia, persoalan kemacetan di Jakarta tak lain karena pola transportasi umum yang buruk. Karenanya, banyak masyarakat yang beralih menggunakan kendaraan pribadi.

Sehingga, volume kendaraan tidak sebanding dengan volume jalan. Kemudian, keadaan tersebut semakin diperparah dengan munculnya mobil-mobil dengan harga ekonomis.

"Kendaraan umum enggak nyaman lalu mobil murah. Itu masalahnya," kata dia saat dihubungi.

Karenanya, menurut Slamet, untuk mengantisipasi kemacetan parah akibat hadirnya mobil-mobil murah tersebut, pemerintah pusat bersama dengan pemerintah provinsi harus merumuskan cara untuk menekan angka pertumbuhan kendaraan bermotor. Misalnya, kata dia, dengan tidak lagi mengandalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pajak kendaraan bermotor.

 

Pemerintah, kata dia, mau tidak mau juga harus memperbaiki kendaraan umum. Apabila transpotasi umum sudah baik, sambungnya, maka barulah pemerintah bisa menekan angka pertumbuhan kendaraan. Misalnya dengan menaikkan tarif parkir on street. Selain itu, bisa juga didukung dengan penerapan Electronic Road Pricing (ERP) dengan tarif yang tinggi. 

"Butuh komitmen bersama antara pemerintah pusat dan DKI. Kalau tidak serius, Jakarta bisa stagnan di tahun 2014 seperti yang diprediksi orang," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement