REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menetapkan status daerah tersebut sebagai darurat banjir.
"Status darurat banjir kami tetapkan sejak 9-22 September 2013, keputusan tersebut diambil karena banjir terus meluas," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Kotawaringin Timur Agus Mulyadi di Sampit, Selasa (10/9). Banjir yang semula hanya merendam enam desa di Kecamatan Antang Kalang, saat ini meluas hingga tiga kecamatan lainnya dengan merendam puluhan desa.
Sebanyak tiga kecamatan yang turut terendam banjir, adalah Telaga Antang, Bukit Santuai, dan Mentaya Hulu. Di Kecamatan Telaga Antang sedikitnya tiga desa terendam banjir dengan korban mencapai 324 keluarga, Kecamatan Bukit Santuai ada 14 desa terendam banjir dengan korban mencapai 539 keluarga.
Untuk Kecamatan Mentaya Hulu, hingga saat ini belum diketahui secara pasti jumlah desa yang terendam karena masih dalam pendataan. Ia menjelaskan seluruh desa yang terendam banjir terisolasi karena tidak dapat dijangkau melalui jalur darat. Kondisi tersebut menyulitkan BPBD dalam menyalurkan bantuan kepada korban banjir.
"Kami memprediksi banjir akan terus meluas terutama untuk desa yang berada di wilayah hilir Sungai Kalang, mengingat ketinggian air sekarang terus bertambah," katanya. Sebagian besar korban banjir mengungsi ke tempat yang lebih aman. Mereka tinggal di rumah tetangga dan sanak keluarga yang tidak terendam banjir.
Meskipun kondisi desa yang terendam banjir itu terisolasi, BPBD terus berupaya semaksimal mungkin menjangkau daerah tersebut untuk menyalurkan bantuan kepada korban banjir. "Bantuan tersebut disalurkan oleh tim reaksi cepat yang terdiri dari BPBD, Kodim 1015 Sampit, Polres Kotawaringin Timur, SAR, PMI, Pramuka, Dinas PU, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Timur," katanya.