Senin 09 Sep 2013 21:36 WIB

Bupati Tojo Una-Una Dilaporkan ke Komnas Perempuan

 Komnas Perempuan
Foto: republika
Komnas Perempuan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –-  Bupati Tojo Una-Una (Touna), Damsik Ladjalani (DL) dilaporkan seorang wanita ke Komnas Perempuan, Jakarta, Senin (9/9).

Wanita bernama Neneng Laboharima itu mengaku telah dicampakkan oleh sang bupati. Ia mengaku telah ditiduri bupati salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah itu dengan diiming-imingi akan dinikahi.

                                                        

Namun, kata Neneng, ternyata janji tersebut tidak juga kunjung ditepati. “Saya harus melaporkan perkara ini, karena tidak terima diperlakukan seperti itu. Dicampakan begitu saja,” kata Neneng kepada wartawan.

                                                            

Pengaduan korban pun ditanggapi Komnas Perempuan. Dengan mencatatkan laporan itu pada surat nomor: 47/KNAKRP/Pemantauan/UPR/IX/2013. Laporan tersebut diterima unit pengaduan Komnas Perempuan, yang ditanda tangani Koordinator Unit Pengaduan, Choirunnisa.

Neneng mengaku terpaksa melaporkan perkara tersebut ke Komnas Perempuan. Ia merasa kesal terus diberi janji, tanpa bukti sedikit pun.

Ia menuturkan,peristiwa  tak elok itu  terjadi di sebuah hotel. Awalnya sang bupati,  kata dia, hanya mengajak berdiskusi saja, tanpa  ada maksud apapun.

Namun, tutur Neneng, DL mengajak korban untuk bersetubuh. “Saya menolak melakukan tapi pelaku terus memaksa. Hingga peristiwa memalukan itu pun terjadi,” ujarnya sembari meneteskan air mata.

Bahkan, ia mengaku sempat disekap dalam kamar hotel. Neneng sempat dilarang keluar kamar hotel tanpa alasan apapun. Hingga membuat keluarganya panik.

Setelah kejadian itu, Neneng mengaku tidak menceritakan pada siapapun. Kepada Neneng, sang bupati berjanji bakal menikahi dirinya.

DL juga  memintanya agar tak bercerita kepada siapapun, karena takut kehilangan jabatan sebagai bupati. “Saya coba mengerti. Tapi pelaku tidak juga menunaikan janjinya. Dia tidak menikahi saya,” tegasnya.

Kasus tersebut pun, lanjut dia, telah dilaporkan ke Polda Sulawesi Tengah. Sejumlah saksi yang mengetahui kasus tersebut sudah diperiksa. Namun, Neneng mengaku belum perkembangan hukum dari laporan tersebut

Membantah

Bupati Touna H Damsik Ladjalani membantah tudingan itu. Seperti dikutip dari Radarsulteng.co.id, pada  1 Februari 2013, Bupati Damsik mengatakan, saat menjalani masa dudanya, tidak ada wanita yang meminta dinikahinya.

Demikian saat dirinya duduk di pelaminan, semua berlangsung lancar. Tidak ada perempuan yang mendatanginnya untuk meminta pertanggungjawaban.

‘’Kalau memang ada begitu (skandal, red) kenapa waktu saya duda tidak ada yang kejar-kejar. Atau, waktu saya kawin, kenapa tidak ada yang kasih rusak saya punya acara pengantin,’’ cetusnya usai Rakernas KUKMI, di Palu (1/2).

Namun ia mengakui, memang pernah saling mengenal dengan wanita bernama Neneng. Namun hal tersebut kilah BupatiDamsik, hanya sebatas teman yang meminta tolong untuk dicarikan solusi terkait dengan kondisi rumah tangganya.

‘’Memang pernah dia datang. Dia bercerita bagaimana rumah tangganya. Jadi saya bilang, kalau memang rumah tanggamu sudah tidak baik, ya cerailah,’’ungkap bupati.

Ia juga membantah adanya janji-janji untuk menikahi apabila Neneng telah menceraikan suaminya. Ia menambahkan, jika seandainya hal tersebut memang terjadi, tidak mesti dipaksakan. ‘

’Kalau bukan jodoh mau bagaimana? Memang saya cari istri. Sedangkan yang sudah kawin bisa cerai,’’ kata bupati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement