REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Aksi mogok produksi yang diserukan Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), diikuti produsen tahu tempe di berbagai daerah.
Di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, produsen dan pedagang tahu tempe bahkan melakukan sweeping ke pasar tradisional untuk memastikan aksi mogok tersebut. Aksi sweeping di antaranya dilakukan produsen dan pedagang tahu tempe di Pasar Celancang, Kabupaten Cirebon. Mereka berkumpul di pintu masuk pasar untuk menghadang kemungkinan adanya pedagang yang akan berjualan tahu maupun tempe.
Namun, mereka ternyata tidak menemukan satu pun pedagang yang membawa tahu dan tempe untuk dijual di pasar. ''Itu berarti para produsen dan pedagang tahu tempe kompak melakukan aksi mogok produksi,'' tegas salah seorang produsen yang juga pedagang tempe, Jack Tarno Slamet.
Jack mengungkapkan, harga kedelai saat ini sangat memberatkan para produsen dan pedagang tahu tempe. Apalagi, produsen dan pedagang tahu tempe tidak bisa menaikkan harga jual kepada konsumen.
Sekarang harga kedelai mencapai sekitar Rp 10 ribu per kg. Padahal, sebelumnya harga kedelai hanya Rp 7.400 per kg. Selain di Pasar Celancang, aksi serupa juga dilakukan produsen dan pedagang tahu tempe di Pasar Perumnas Kota Cirebon. Mereka pun berkeliling di dalam pasar untuk mencari kemungkinan adanya pedagang yang berjualan tahu tempe.
''Tapi tidak ada satupun pedagang yang berjualan tahu dan tempe,'' tutur seorang pedagang tempe yang ikut sweeping, Sarmai.
Sarmai pun mendesak pemerintah untuk segera menurunkan harga kedelai. Pasalnya, hal tersebut menyangkut nasib para pedagang tahu tempe berskala kecil.