Senin 09 Sep 2013 19:33 WIB

Instalasi Forensik RS Sukanto Terbesar di Jakarta

John Kei saat dirawat di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur
Foto: antara
John Kei saat dirawat di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Instalasi forensik yang dimiliki RS Polri Said Sukanto merupakan instalasi forensik terbesar di Jakarta, kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Brigjen Pol Arthur Tampi.

"Dengan meja otopsi enam buah dan lemari pendingin untuk 50 jenazah, instalasi forensik yang kami miliki adalah yang terbesar di Jakarta," kata Arthur dalam acara Peresmian Ruang ICU dan Instalasi Kedokteran Forensik di RS Polri Said Sukanto, Jakarta, Senin (9/9).

Menurut dia, beberapa kegiatan kedokteran kepolisian yang menonjol dalam kurun waktu terakhir yang telah ditangani RS Polri Said Sukanto di antaranya identifikasi korban Pesawat Sukhoi, identifikasi kasus terorisme, identifikasi korban kapal imigran gelap dan beberapa kasus mutilasi.

Sementara itu Kepala Bagian Forensik RS Said Sukanto, dr Slamet Purnomo mengatakan penambahan meja otopsi dan fasilitas forensik memang sangat diperlukan. Hal itu karena pihaknya juga menerima limpahan kasus dari beberapa daerah lainnya. "Selain dari Jabodetabek, kami juga menerima limpahan kasus dari Cianjur, Cikarang dan Karawang," ujarnya.

Dengan keterbatasan fasilitas yang ada sebelumnya, pihaknya mengaku kewalahan. Sementara jumlah pasien yang ditangani RS Polri Said Sukanto pada 2013, meningkat 34 persen dibandingkan pada tahun 2012. Pada 2012, tercatat rata-rata sebanyak 531 pasien dirawat di RS tersebut per bulannya, sementara pada 2013 naik dengan rata-rata mencapai 715 pasien per bulan.

Jumlah kunjungan rawat jalan pada 2013 juga mengalami peningkatan yakni sebesar 20 persen dengan rincian pada 2012, kunjungan rawat jalan rata-rata per bulan 6.536 pasien, pada 2013 sebanyak 7.847 pasien per bulan. Sementara angka kematian pasien di RS tersebut pada 2013 mengalami penurunan sebesar 0,6 persen. Pada 2012 persentase angka kematian tercatat sebesar 2,7 persen dan pada 2013 turun menjadi sebesar 2,1 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement