Senin 09 Sep 2013 16:46 WIB

Di Twitter, Jokowi Bahkan Kalahkan Metallica

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Wihdan/Republika
Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Popularitas Jokowi dinilai mengungguli capres lainnya. Prapancha Research melakukan survei keunggulan Jokowi itu melalui jejaring sosial Twitter

"Dalam rentang hanya setahun (8 September 2012-8 September 2013) terdapat tak kurang dari 6,9 juta kicauan tentang Jokowi. Jumlahnya jauh di atas kandidat-kandidat kuat presiden lainnya," kata Adi Ahdiat, analis Prapancha Research.

Menurutnya, Jokowi telah membawa pengaruh yang tidak dapat diabaikan. Jokowi menjadi sosok yang potensial untuk maju dalam pemilihan presiden tahun depan. Setelah sebelumnya membangun karier politiknya menjadi Wali Kota Surakarta, kemudian Gubernur DKI Jakarta. Ia pun sudah menguasai bursa survei kandidatsebagai capres terpopuler.

Adi mengatakan, dalam perbincangan Twitter, Jokowi lebih populer dari capres lainnya seperti Prabowo Subianto, Megawati Sukarnoputri, Wiranto, dan Aburizal Bakrie. "Perbicangan mereka mencapai 1,3 juta. Jumlah ini tak sampai seperlima jumlah perbincangan tentang Jokowi," katanya. 

Bahkan ketika angka itu ditambah dengan jumlah mention nama-nama tokoh alternatif seperti Dahlan Iskan, Mahfud MD, dan Jusuf Kalla, total celotehan baru mencapai 3,4 juta. "Setelah semuanya dijumlahkan, nominalnya pun baru separuh dari perbincangan tentang Jokowi. Begitu gambaran dominasi nama Jokowi di media sosial," tambah Adi.

Menurut Adi, kepopuleran Jokowi tak lepas dari pencalonan dan kemenangannya dalam Pilkada Jakarta. Perbincangan tentangnya mulai melonjak pada November 2011 ketika namanya mulai disebut sebagai kandidat DKI-1. 

Setelah memenangkan kursi Gubernur DKI, perbincangan tentang Jokowi melonjak rata-rata mencapai 18 ribu celoteh per hari sejak 20 September 2012. Bahkan lebih tinggi dari grup band Metallica yang hanya 11 ribu pembicaraan per hari.

Dengan popularitas yang tinggi, menurutnya Jokowi tak lagi memerlukan partai selain sebatas untuk formalitas bila hendak maju di pilpres 2014. "Partai politik yang memerlukan dia. Tanpa perlu susah-susah beriklan di media besar atau diusung kendaraan politik tertentu, pembicaraan tentang Jokowi akan menyebar dan menular di masyarakat dengan sendirinya, dengan kecepatan tinggi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement