Ahad 08 Sep 2013 10:40 WIB

5.836 Lembar Uang Palsu Beredar di DIY

Rep: Heri Purwata/ Red: Hazliansyah
Uang palsu
Foto: http://3.bp.blogspot.com
Uang palsu

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peredaran uang palsu di wilayah Daerah Istimewa (DIY) pada Bulan Agustus 2013 mencapai 5.836 lembar. Pecahan yang paling banyak adalah 100 ribu sebanyak 5.815 lembar, kemudian 50 ribu terdapat 20 lembar dan satu lembar pecahan 20 ribu.

Hal itu diungkapkan Suyatno selaku Manajer Unit Kas dan Pembayaran Bank Indonesia Perwakilan DIY pada Worshop Wartawan Ekonomi dan Perbankan DIY di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (7/9). Workshop yang diikuti wartawan ekonomi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan wartawan.

Dijelaskan Suyatno, periode Januari-Agustus tercatat ada 7.728 lembar. Peredaran yang terbanyak ditemukan di wilayah Kabupaten Sleman. "Kami mengarapkan kepada masyarakat harus lebih hati-hati terhadap banyaknya uang palsu yang beredar," kata Suyatno.

Sementara Arief Budi Santoso, Kepala Bank Indonesia Perwakilan DIY mengatakan hingga Juli 2013, total kredit yang disalurkan perbankan DIY sebesar Rp 24,59 triliun atau tumbuh sebesar 12,58 persen.

"Pertumbuhan ini sedikit melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 12,96 persen," kata Arief.

Lebih lanjut Arief mengatakan perlambatan penyaluran kredit terutama bersumber dari kredit modal kerja yang tumbuh 9,80 persen. Tahun sebelumnya, pertumbuhan kredit sebesar 15,45 persen.

Sedang kredit investasi yang pangsanya relatif rendah, kata Arief, masih mengalami peningkatan dari Juli 2012 sebesar 29,44 persen menjadi 39,76 persen pada Juli 2013. "Pertumbuhan kredit konsumsi stagnan," katanya.

Sedang dana yang berhasil dihimpun perbankan DIY hingga Juli 2013 sebesar Rp 37,06 triliun atau tumbuh 6,26 persen. Pertumbuhan ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 10,62 persen.

Penurunan pertumbuhan bersumber dari jumlah giro dan tabungan yang turun. Bahkan pertumbuhan giro negatif, di samping perkembangan kegiatan usaha yang melambat. Serta dipengaruhi masih rendahnya belanja pemerintah daerah maupun pemerintah pusat yang direalisasikan di DIY.

"Dengan perkembangan tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan DIY Juli 2013 sebesar 66,34 persen, naik dibanding Desember 2012 yang hanya 62,61 persen. Sementara kualitas kredit yang tercermin pada Non-Performing Loan (NPL) hanya 2,53 persen," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement