Jumat 06 Sep 2013 21:16 WIB

Tiga Indikasi Gerindra Mulai Jegal Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin menduga ada upaya yang dilakukan Partai Gerindra untuk menghambat Joko Widodo (Jokowi) maju sebagai capres pada pemilu 2014.

"Polanya bahkan cukup sistematis. Saya menangkap kesan skenario itu salah satunya mulai dibangun oleh Gerindra yang akan mencalonkan Prabowo Subianto," kata Said di Jakarta, Jumat (6/9).

Menurutnya, ada tiga alasan yang menjadi alasan. Pertama, pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi yang mulai menyoal kontrak politik dengan PDI Perjuangan terkait duet Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Disebut, wajib melaksanakan tugas sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sampai akhir masa jabatan. Dalam perspektif politik, pernyataan ini jelas sekali makna dan arahnya. Bahwa Gerindra hendak menghadang Jokowi maju dalam pilpres," katanya.

Sebab, kalau Jokowi diminta menjabat sebagai gubernur sampai 2017, artinya ia tak bisa berlaga di 2014. Kedua, terlontarnya ucapan Ahok yang mengatakan Gerindra mungkin tidak menginginkan Jokowi menjadi capres. 

"Seorang Ahok yang kita kenal tentu tidak mungkin berani bicara tentang sesuatu yang tidak ada background-nya. Apalagi pernyataan itu menyangkut langsung atasan dan partainya. Saya menduga apa yang disampaikan Ahok bersumber dari internal Gerindra sendiri," kata Said. 

Alasan ketiga, munculnya hasil survei yang menempatkan Prabowo unggul atas Jokowi. Dalam survei untuk kategori tokoh yang disukai publik, Ahok juga didudukan sebagai figur yang lebih disukai masyarakat ketimbang Jokowi. Sementara elektabilitas Jokowi yang tinggi disebut lembaga tersebut karena pengaruh Ahok. 

Said melihat terlepas ada-tidaknya komitmen tertentu antara lembaga survei tersebut dengan Gerindra, tapi publik bisa menangkap kesan ada semacam upaya membentuk opini. Seolah-olah Jokowi kalah dibanding kader Gerindra. "Bagi Partai Gerindra, hasil survei ini tentu positif untuk dijadikan sebagai alat propaganda politik," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement