REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Indonesia menjadi tuan rumah Festival Ramayana Internasional. Festival ini akan digelar pada 6-9 September 2013 di Panggung Terbuka Ramayana, Candi Prambanan, Yogyakarta.
Dijelaskan Gendro Nurhadi, Plt Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selaku penyelenggara, festival ini diikuti sembilan negara. Yaitu India, Kamboja, Myanmar, Singapura, Malaysia, Laos, Filipina, Thailand dan Indonesia.
Tema Festival Ramayana Internasional 2013, mengambil tema 'Similarity in Diversity.' "Tujuannya untuk melihat dan merevitalisasi perkembangan epos Ramayana yang sudah universal diadopsi negara-negara Asia," kata Gendro di Yogyakarta, Kamis (5/9).
Peserta festival, kata Gendro, akan menampilkan episode Ramayana secara keseluruhan. Urut-urutan penampilannya, Jumat (6/9) akan tampil India dan Kamboja. India menampilkan episode 'Sayembara mendapatkan Sinta.' Kemudian dilanjutkan Kamboja menampilkan 'Penobatan Bharata.'
Pada Sabtu (7/9), negara yang tampil Myanmar, Singapura, dan Indonesia 1 (Yogyakarta). Myanmar menampilkan episode 'Kijang Mas: Penculikan Sinta.' Singapura menampilkan 'Usaha Jatayu Menyelamatkan Sinta.' Sedang Indonesia menampilkan 'Hanoman Sebagai Utusan.'
pada Ahad (8/9), ada tiga negara yang tampil yaitu Malaysia, Laos, dan Filipina. Malaysia mengusung episode 'Pembangunan Jembatan Menuju Alangka.' Laos menampilkan episode 'Saran Wibisana dan Pengasingan', serta 'Perang Vanara lawan Rasaksa.' Sedang Filipina menampilkan episode 'Mimpi Kelahiran Hanuman.'
Pada Senin (9/9), negara yang tampil Thailand dan Indonesia. Thailand menampilkan episode 'Perang Akbar Rama lawan Rahwana.'
"Ini merupakan satu cerita Ramayana yang dipentaskan oleh sembilan negara. Ini menunjukkan satu kesatuan," kata Gendro.
Sedang seniman tari Ramayana, Sulistyo Tirtokusumo untuk pengaturan pementasan sembilan negara ini cukup sulit. Sebab tidak semua negara memiliki episode yang komplit.
Sehingga pembaian episode tergantung pada cerita Ramayana yang ada di masing-masing negara. "Pengaturan ini yang cukup sulit," kata Sulistyo.
Sementara pakar Sendratari Ramayana, Prof Timbul Haryono mengatakan Ramayana beasal dari India kemudian menyebar ke berbagai negara Asean, melalui jalur darat dan laut.
Penyebaran melalui laut langsung ke negara tujuan dan tidak terpengaruh budaya setempat, seperti ke Indonesia. Sedangkan jalur darat menyebar ke negara seperti Thailand, Burma, dan Laos.
"Penyebaran melalui darat banyak dipengaruhi budaya negara masing-masing," kata Timbul Haryono.