REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Republik Korea Selatan (Korsel) berencana meningkatkan investasi produk biomassa dari hasil produksi kehutanan di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Duta Besar Republik Korea Selatan di Indonesia dalam rilis acara Diskusi proyek biomassa Korea dan Indonsia di Hotel Grand Mulia Jakarta, Kamis (5/9).
Dubes Korea untuk Indonesia, Kim Young-Sun menilai Indonesia merupakan partner strategis dalam kerjasama produksi hasil hutan. Korea Selatan telah menargetkan akan meningkatkan investasi produksi hasil hutan untuk mendukung proyek energi biomassa.
"Perubahan iklim merupakan perhatian bersama setiap negara saat ini, dan Korea sejak 2008 telah menerapkan kebijakan energi terbarukan," ujar Young-Sun.
Ia berharap kerjasama produk biomassa hasil kehutanan antara Indonesia-Korea Selatan ini dapat di tingkatkan lebih jauh kedepannya.
Salah satu produk biomassa dari hasil hutan tersebut adalah wood pellet, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar sebagai bentuk energi terbarukan.
Young-Sun mengatakan program kerjasama energi terbarukan ini bukan hanya mencari aspek keekonomian semata tapi juga memberi nilai tambah dalam memperbaiki lingkungan.
Saat ini, kata dia, impor Korea Selatan terhadap produk biomassa dari Indonesia sudah mencapai 6 ribu ton per tahun. Potensi ini masih cukup besar untuk dikembangkan, karena indonesia memiliki potensi kehutanan yang cukup besar untuk memproduksi biomasa.
"Atas nama pemerintah korea perusahaan kami sangat berminat berinvestasi biomassa dengan perusahaan indonesia, dengan kerjasama business to business.