REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS Surahman Hidayat prihatin dengan masih maraknya tawuran antar warga. Bahkan pemicu tawuran seringkali hanyalah masalah sepele seperti saling sengol dan saling ejek.
Namun, kata Surahman, dampak dari saling ejek itu sangat luar biasa. "Tawuran sering kali berakhir dengan adanya korban jiwa dan hancurnya rumah," katanya di Jakarta, Kamis, (5/9).
Beberapa waktu lalu, Surahman menerangkan, di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB), terjadi tawuran antara warga Desa Nisa dan Desa Cenggu. Keduanya saling serang di persawahan menggunakan berbagai senjata karena dipicu penganiayaan terhadap seorang pemuda yang nyaris tewas.
Tawuran antar warga, kata Surahman, menjadi pekerjaan yang harus diselesaikan. Semua warga harus menyadari pada hakikatnya adalah bangsa yang satu, tanah air yang satu, Indonesia.
"Mari menghidupkan kembali makna semangat satu nusa satu bangsa. Agar semua orang merasa bersaudara," ujar Surahman.
Hidup bermasyarakat di Indonesia yang majemuk, kata Surahman, pasti menemui banyak permasalahan. Namun setiap permasalahan dapat di selesaikan dengan kepala dingin dan pikiran yang jernih.
"Masalah sebaiknya diselesaikan dengan bermusyawarah. Menyelesaikan masalah dengan kekerasan tidak akan menghasilkan solusi yang baik, malah berpotensi mewariskan rasa dendam kepada anak keturunan,"ujar Surahman.