Kamis 05 Sep 2013 07:00 WIB

Romo Benny Susetyo: Pajak Instrumen Penting Pembangunan

Rep: Niken Paramitha Wulandari/ Red: M Irwan Ariefyanto
Sekertaris Eksekutif Kongres Wali Gereja Indonesia (KWI), Romo Benny Susetyo
Sekertaris Eksekutif Kongres Wali Gereja Indonesia (KWI), Romo Benny Susetyo

REPUBLIKA.CO.ID,Pajak tidak hanya sekadar sebagai sumber pendapatan bagi negara. Lebih dari itu, pajak juga berfungsi sebagai alat pemerataan pendapatan dan keadilan masyarakat.

Fungsi pajak jika dikelola dengan baik menurut Romo Benny Susetyo akan menjadi alat dan instrumen penting untuk pemerataan pembangunan. Dari pajak negara mendapatkan pendapatan.

“Persoalannya, masyarakat tidak merasa pajak itu sebagai instrument pembangunan. Antara Wajib Pajak dan petugas pajak masih memainkan angka,” katanya. Jika sudah begini, lanjutnya, praktik inilah yang menyebabkan pembangunan negara tidak tercapai dengan maksimal.

Untuk mengatasi ini, harus ada transparansi dari lembaga-lembaga pengguna pajak kepada masyarakatnya. Masyarakat berhak tahu berapa sebenarnya jumlah masyarakat Wajib Pajak, bagaimana target dari pemerintah dan digunakan untuk apa saja hasil pemungutan uang rakyat tersebut. “Pemerintah pun harus memberikan kepercayaan publik pajak akan dikelola dengan benar,” ujar pria yang juga Sektertaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

Kemudian bagaimana pemerintah dan lembaga di dalamnya bisa menciptakan kepercayaan publik? Dalam hal ini, Rohaniawan ini sepakat jika semua lembaga pemerintahan melaporkan penggunaan asetnya kepada publik. “Seharusnya seperti itu. Itukan transaksi publik, semakin banyak masyarakat yang tahu, semakin banyak masyarakat yang terlibat,” katanya.

Dengan keterlibatan masyarakat, tambahnya, pemerintah ikut mengajak masyarakat untuk berpartisipasi mengontrol penggunaan uang negara.  Harapannya dengan kontrol masyarakat ini penggunaan uang negara menjadi lebih terorganisir dan dampaknya kepada publik menjadi lebih baik. “Kalau publik percaya dengan aturan yang jelas, parameternya bisa diukur, orang jadi menganggap ini (pajak) bukan sebagai beban,” tuturnya.

Selama ini Benny menilai, masyarakat enggan membayar pajak lantaran masyarakat pesimistis dengan pengolahan pajak. Problemnya menurut Benny, masyarakat membayar pajak tetapi pelayanan publik masih buruk, dan masih ada sebagian dari petugas pajak yang berusaha memeras dalam pemungutan pajak.

Dari semua ini yang terpenting menurutnya adalah bagaimana keadilan pajak bisa diterapkan kepada semua lapisan masyarakat. Masyarakat melaporkan dengan jujur hasil kekayaan dan pendapatannya kepada petugas pajak. Serta tak ada lagi tindakan suap menyuap antara Wajib Pajak dan petugas pajak. “Sehingga penggunaan pajak itu tidak main pat gulipat,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement