REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali belum bisa memutuskan nasib pemulangan pengungsi Syiah Sampang yang berada di rumah susun Jemundo, Sidoarjo. Dikhawatirkan keberadaan pengikut Tajul Muluk di sana masih memicu terjadinya konflik internal antarwarga.
Suryaharma mengatakan ongkos pemulangan dan proses revitalisasi bangunan warga di desa tersebut dinilai tidak memerlukan biaya yang besar serta waktu yang banyak. Menurutnya, suatu hal yang sederhana bila harus menyelesaikan persoalan pengungsi Syiah Sampang ini tanpa rekonsiliasi.
"Untuk bangun rumah, ongkos pemulangan dan dana bantuan sosial, paling hanya menghabiskan Rp 2 miliyar. Tapi siapa yang mau tanggung jawab kalau setelah itu ada aksi bakar-bakaran dan bunuh-bunuhan lagi," kata Suryadharma di ruang VIP Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Rabu (4/9).
Berdasarkan laporan yang diterimanya, rekonsiliasi pun sejauh ini masih berjalan dengan lancar. Menurut Suryadharma, bila prosesnya tersebut terus berangsur membaik, maka pengungsi dipastikan dapat segera pulang ke kampung halamannya tanpa rasa khawatir.
Adapun yang perlu ditekankan yakni, semangat kekeluargaan. Sebab ada tiga hal pokok hubungan antarkedua belah pihak seperti, hubungan darah, hubungan antara guru dan santri serta hubungan perkenalan kekerabatan.
"Karena hubungan kekerabatan masyarakat Sampang sangat erat, alangkah baiknya jika persoalan tersebut diserahkan kembali ke mereka," ujar Suryadharma.