REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan pemerintah telah mengantisipasi kekeringan yang dapat berujung pada terganggunya ketersediaan bahan pangan. Kondisi selaras dengan konsep pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan. "Jelas kita mengantisipasi itu," ujar Hatta saat temu pers di kantornya, Rabu (4/9).
Menurut Hatta, antisipasi pemerintah tercermin dalam jumlah waduk dan embung yang dibangun selama medio 2012-2013. Pun dengan irigasi yang diperbaiki. "Sehingga pada musim-musim kemarau kering itu kita bisa cepat suplai air dengan water catcher yang dibangun oleh Kementerian PU," kata Hatta.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum Danis Sumadilaga mengatakan dalam kurun waktu 2004-2012 telah terbangun 412 embung/situ. Pada 2013, Kementerian PU memprogramkan untuk membangun 252 embung/situ, sedangkan pada 2014, direncanakan terbangun 166 embung/situ.
Pemerintah merencanan rehabilitas embung/situ, pada 2013 sebanyak 204 buah dan setahun kemudian 57 buah. Danis menambahkan rehabilitasi dan irigasi air tanah 2004-2012 2.698,3 ribu hektare. "Pada 2013 ada 245,9 ribu hektare dan 2014 298,1 ribu hektare," kata Danis melalui pesan singkat.
Berdasarkan PP 37 Tahun 2010, bendungan adalah bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, beton, dan/atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk.
Sementara waduk adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan. Kemudian pengertian embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan, air limpahan atau air rembesan yang kemudian airnya dapat dimanfaatkan pada musim kemarau atau saat kekurangan air.