REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mendesak pemerintah Indonesia untuk turut berperan dalam usaha menyelesaikan krisis politik di Mesir dan Timur Tengah.
"Indonesia adalah negara dengan penduduk berkeyakinan Islam terbesar di dunia sehingga sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk membantu negara Muslim lain yang sedang tertimpa masalah," kata Din dalam penjelasan di Jakarta, Rabu.
Din mengusulkan untuk menggunakan Organisasi Konferensi Islam (OKI) sebagai wadah bagi Indonesia untuk memediasi pihak-pihak yang bertikai dalam krisis Mesir dan Timur Tengah pada umumnya.
"Situasi di Mesir saat ini masih berada dalam kebuntuan politik dan jika terus berlanjut dapat menjadi perang saudara. Sementara di sisi lain perang saudara di Suriah juga berpotensi meluas setelah Amerika Serikat hendak menyerang negara tersebut. Indonesia dan OKI harus segera berperan menyelesaikan masalah itu," kata dia.
Pada Juli lalu, kelompok militer Mesir yang dipimpin oleh Jenderal Abdul Fatah al Sisi menggulingkan presiden terpilih Muhammad Moursi hanya satu tahun setelah dia menjabat.
Kelompok Ikhwanul Muslimin yang merupakan pendukung Moursi merespon tindakan al Sisi tersebut dengan melakukan unjuk rasa dan berkemah selama berminggu-minggu di beberapa tempat umum Kairo.
Bentrokan berdarah kemudian terjadi setelah imbauan pemerintah sementara bagi demonstran untuk membubarkan diri tidak dihiraukan. Lebih dari 100 orang tewas dalam bentrokan pada pertengahan Agustus lalu.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Ikhwanul Muslimin Ahmad Muhammad Fahmi Alwatidi yang hadir di Jakarta pada Rabu mengatakan bahwa pihaknya siap untuk bernegosiasi dengan kelompok militer dalam upaya perdamaian."Kami siap untuk melakukan dialog dengan pihak militer demi perdamaian di Mesir," kata Alwatidi.
Namun harapan Alwatidi untuk berdamai dengan pihak militer nampaknya tidak akan tercapai karena kubu Jenderal al Sisi, yang kini secara de facto merupakan penguasa Mesir yang sebenarnya, justru menunjukkan keinginan untuk membubarkan Ikhwanul Muslimin.